Memasuki tahun 2025, harapan rakyat kecil tetap sederhana. Sebagai orang desa, mereka merasa jauh dari dinamika politik, perbincangan elit, dan relasi antara kebijakan yang dibuat dengan dampaknya terhadap kehidupan mereka. Namun, ada percakapan yang terus hidup di kalangan masyarakat bawah—baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, terdengar atau tidak terdengar oleh para elit. Mungkin para elit tahu, tapi memilih untuk tidak peduli atau berpura-pura tidak mendengar.
Jika kita bertanya kepada rakyat, apa yang mereka inginkan, jawabannya seringkali sederhana: mereka ingin makan setiap hari, anak-anak mereka bisa bersekolah, dan yang sudah dewasa mendapatkan pekerjaan. Sebagai seseorang yang gemar membaca dan sedikit memahami kebijakan, saya melihat bahwa kerja pemerintahan kita cenderung formalistik. Dari tahun ke tahun, hanya menjalankan program dan melaksanakan tugas sesuai anggaran, tanpa memikirkan substansi di baliknya.
Bukan bermaksud menyalahkan, tapi apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia? Apakah kita benar-benar kekurangan dana untuk memastikan masyarakat bisa makan, bersekolah, dan bekerja? Apakah negara tidak memiliki sistem yang mencerminkan nilai-nilai dasar yang disebut-sebut sebagai tujuan, seperti kesejahteraan, keadilan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa—nilai-nilai yang seharusnya sangat Pancasila?
Kemiskinan seakan menjadi masalah yang tak kunjung selesai. Mungkin sejak dahulu masyarakat kita belum benar-benar sejahtera. Namun, di sisi lain, ada sebagian rakyat yang menguasai sebagian besar kekayaan negara dan menikmati hasil dari sumber daya alam. Seakan-akan kemerdekaan bangsa ini belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh rakyat.
Pada kenyataannya, memasuki tahun 2025, apa sebenarnya yang ingin dilakukan oleh presiden, wakil presiden, para menteri, DPRD di semua tingkatan, dan kepala dinas di berbagai level? Apa rencana kalian? Apakah kalian bersedia memberi secercah harapan bagi rakyat Indonesia?
Cobalah berkumpul dalam diskusi—bahkan jika harus di hotel mewah, rakyat Indonesia mungkin tidak akan mempermasalahkan. Ajak pengusaha, dinas terkait, menteri, dan akademisi untuk berdiskusi dan mencari solusi yang benar-benar dapat diimplementasikan. Bagaimana caranya agar rakyat bisa sedikit merasakan arti kemerdekaan—bisa makan, bersekolah, dan bekerja?