IKN (Aswajanews.id) – Presiden Joko Widodo mengumpulkan pejabat TNI dan Polri di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Kamis (12/9/2024). Dalam acara tersebut, Jokowi menyampaikan arahan di hadapan pejabat TNI-Polri seperti Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Kemudian juga para Panglima Kodam (Pangdam), Kapolda, Dandim, serta Kapolres.
Selain itu, hadir pula Presiden Terpilih sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menkopolhukam Hadi Tjahjanto.
Pertama, Jokowi menyampaikan alasan mengajak berkumpul di IKN adalah untuk melihat seperti apa semangat transformasi dan progres kota masa depan.
“Agar semangat transformasi yang ada itu bisa Bapak Ibu bawa pulang untuk dikembangkan di daerah masing-masing,” ujarnya, seperti dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Lebih lanjut, Jokowi juga menekankan tentang Indonesia Emas di tahun 2045 demi kemajuan dan kemakmuran bangsa.
Menurut Jokowi, untuk menggapai hal tersebut harus melalui keputusan-keputusan besar yang memiliki risiko dan tantangan. Ia mengingatkan kepada TNI-Polri untuk berani mengambil keputusan sesuai tugas dan wewenang masing-masing untuk hak-hal yang berdampak besar bagi negara. Mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, kemudian naik ke atas menjadi sebuah agregat nasional.
Selain itu, Jokowi juga meminta agar TNI-Polri memperbaiki tata kelola dan manajemen birokrasi agar semakin profesional. Hal tersebut akan membuat semua rakyat, apapun status sosialnya, baik pejabat hingga tukang gorengan, merasa dilindungi dan diayomi.
Jokowi mengimbau agar jajaran TNI-Polri melakukan hal-hal yang humanis dan baik bagi masyarakat. Dengan begitu maka citra institusi dan kepercayaan terhadap TNI maupun Polri juga akan semakin naik.
“Tapi sebaliknya jika saudara-saudara melakukan hal buruk maka dampak negatifnya juga akan besar. Hati-hati, misalnya terlibat judi online, penganiayaan, narkoba, atau pelecehan,” tutur Jokowi.
Menurutnya, hal-hal tersebut akan menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap intitusi menurun. Kemudian Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia membutuhkan stabilitas untuk bisa tetap tumbuh dan membangun.
Untuk mencapai stabilitas tersebut, Jokowi menyebut membutuhkan TNI-Polri yang profesional dan dipercaya oleh rakyat.
Jokowi mengingatkan tentang adanya agenda penting yakni pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada bulan Oktober dan Pilkada Serentak pada bulan November.
Terkait hal tersebut, Jokowi meminta TNI-Polri untuk betul-betul menjaga stabilitas dan mendukung penuh transisi pemerintahan.
Jokowi memerintahkan untuk memastikan proses transisi tersebut berjalan dengan baik dan lancar serta jangan sampai ada riak-riak yang berpotensi mengganggu.
Kemudian mendukung penuh penyelenggaraan Pilkada Serentak, serta menjaga netralitas dan situasi agar tetap kondusif.
Terakhir, Jokowi menyoroti tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ia meminta TNI-Polri bisa menjadi institusi pertama bagi perempuan dan anak dalam mencari perlindungan.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan permohonan maaf jika selama sepuluh tahun kepemimpinannya ada hal kurang berkenan bagi jajaran TNI-Polri. (*)