Opini

Berkumpul Mencari Kawan bukan Menciptakan Lawan

oleh : Akhmad Sururi
oleh : Akhmad Sururi (Ketua DPC FKDT Kab Brebes)

Sore hari di kantor FKDT Kab Brebes kedatangan seorang kawan yang satu almamater dari Pondok Pesantren Lirboyo. Sama sama pernah menimba ilmu di Lirboyo, hanya beda angkatan, Saya lebih dulu tamat. Namanya Asep begitu kawan kawan memanggil dia dalam beberapa kesempatan, dengan nama lengkapnya Akhmad Saefulloh kelahiran asli Brebes dan saat ini tinggal di desa Banjaranyar Kec Brebes Kab Brebes. Kegiatan sehari sebagai Kepala Madin di desa Padasugih, salah satu desa di Kecamatan Brebes. Sementara aktivitas organisasinya sebagai sekretaris PC HIMASAL Kab Brebes dan menjadi pengurus lembaga MWC NU di Kecamatan Brebes.

Bertemu dengan seorang kawan sesama alumni biasanya tak kelas dari canda tawa, riang gembira dan nyaris tidak ada obrolan yang serius. Akan tetapi pertemuan saya dengan Asep sore ini di luar kebiasaan, karena tidak banyak canda dan tawa, lebih pada ngobrol yang serius dengan memiliki bobot makna yang mendalam.  Tentu makna tersebut memiliki benang merah dengan aktivitas sebagai guru Madin dan aktivis organisasi di lingkungan alumni dan NU. Kedalaman makna obrolan yang serius tidak bisa dilepaskan dari semangat bersama untuk memilih bagaimana bergerak lebih maju dengan asas kebersamaan dalam komunitas untuk menuju tujuan yang dicita-citakan.

Ada dua kata yang beda huruf di awal memiliki makna yang diametral. Yang pertama “Kawan” dan yang kedua “Lawan” sinonim dengan teman, sahabat dan musuh. Dua kata ini sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari meskipun kadang tidak terasa atau tidak terlihat oleh mata telanjang. Oleh karena itu sesungguhnya dalam seriap kumpulan baik di organisasi atau lainnya yang kita cari adalah kawan dan sahaba. Karena berkawan dan bersahabat akan lebih banyak mewujudkan nilai nilai kesamaan dan pemikiran yang positif untuk kemajuan bersama.

Bagi para politisi meskipun ada adagium “tidak ada kawan abadi yang ada lawan abadi”, sesungguhnya mereka berkawan. Kompetisi dalam pemilu bisa jadi itu merupakan drama sesaat untuk mewujudkan kekuasaan dalam instrumenn demokrasi (Pemilu). Akan tetapi pasca kompetisi banyak politiisi yang kembali berangkulan bersatu untuk membangun bangsa Indonesia tercinta. Mereka lebih mengedepankan kepentingan bangsa dari pada ego partai yang akan menjadi penghambat Indonesia maju.

Kata ‘aduww yang berasal dari akar kata “aduww” yang artinya musuh disebutkan sebanyak 106 kali dengan berbagai bentuk variasinya di dalam Al-Qur’an. Kata tersebut lebih banyak disandingkan dengan Iblis dan syetan sebagaimana termaktub dalam surat Yassin. Sementara kata “Sahabat” (صاحب) atau “Sohiba” (صاحبة) yang bermakna “teman” atau “sahabat” dalam Al-Qur’an muncul sebanyak 29 kali dalam berbagai bentuk dan konteks. Kata sahiba bersandingan dengan kebaikan dan golongan orang yang melakukan perbuatan baik. Para Sahabat Nabi, ada yang mendapatkan jaminan penghuni surga. Mereka yang beriman meskipun hanya melihat sekedap mata bersama dengan Nabi maka disebut dengan sahabat.

Melihat banyak kata “aduww” atau musuh dalam Qur’an yang tidak sebanding dengan sahiba, maka potensi permusuhan dalam kehidupan manusia ditegaskan dalam surat Al Baqarah saat manusia didaulat untuk menjadi Khalifah (Al Baqarah ayat 30). Malaikat melakukan protes kepada Sang Pencipta dengan argumentasi yang bersandarkan pada fakta historis penghuni bumi sebelum manusia. Namun demikian protes Malaikat dijawab oleh Alloh dengan tegas,” sesungguhnya Aku lebih tahu terhadap apa yang kamu ketahui.”

Permusuhan yang identik dengan perlawanan menjadi stigma buruk dalam area perkumpulan.Oleh karena itu perkumpulan dimanapun tempatnya, apapun namanya yang menjadi kekuatan ruh untuk bersatu adalah rasa “mushohabah”, kebersamaan dan persaudaraan yang kuat. Kebersamaan dalam mendukung kebaikan dan ide gagasan menuju kemajuan menjadi implementasi sikap dan perilaku seorang muslim dan mu’min yang baik. Muslim yang baik tentu tidak akan menghambat sahabat dan temannya saat melakukan kebaikan atau memiliki gagasan yang baik, namun akan mendukungnya dengan ikut terlibat didalam kebaikan tersebut, atau minimal memberikan support melalau kata dan doa. Inilah yang membedakan kawan dengan lawan (musuh).

Maka sesungguhnya permusuhan adalah prilaku setan dan iblis yang harus dijauhi. Awal dari permusuhan adalah sikap iri, dengki, hasud dan sombong  sebagaimana kesombongan Iblis saat diperintahkan sujud untuk menghormati Nabi Adam sebagai manusia.Kesombongan Iblis tersebut berakibat dirinya terusir dari surga dan selanjutnya mencari kawan  sebagai penghuni neraka. Alloh pun mempersilahkan Iblis untuk menggoda manusia sebagai start awal  menjadi kawan di neraka. Hanya orang yang mendapatkan Rahmat dari Alloh yang selama dari godaan Iblis.

Semoga kita semua terjaga dari godaan Iblis yang selalu berusaha memecahkan belah perkumpulan dengan memasukkan penyakit hati. Hanya dengan kekuatan dan kasih sayang Allah SWT kita bisa menjaga perkumpulan dengan persahabatan yang kuat dalam rangka mewujudkan amar makruf nahi mungkar.  Kita harus menyadari bahwa mewujudkan kebaikan dengan bersama akan lebih mudah dan ringan. Maka dari itu berkumpul dalam kebaikan mencari kawan bukan mencari lawan atau musuh. (*)

www.youtube.com/@anas-aswaja

Tinggalkan Balasan