Setiap insan manusia yang hidup di dunia pastinya amat sangat mendambakan kebahagiaan, ketentraman, dan kedamaian, namun hal tersebut bukan hanya dilihat dan diukur dari banyak atau sedikitnya harta yang dimiliki oleh seseorang, karena sejatinya kebahagiaan bukanlah diukur dari rendah tingginya jabatan yang disandang oleh seseorang, kebahagiaan adalah suatu tatanan kehidupan di mana jiwa manusia memperoleh ketenangan dan kedamaian dalam menghadapi berbagai macam tantangan kehidupan sehari-hari.
Jiwa manusia akan dapat menemukan jalan kebahagiaan jika sudah terbebas dari segala hiruk-pikuk kehidupan dunia, jiwa yang tidak pernah diperbudak oleh adanya pernik-pernik dunia, dan jiwa yang selalu qanaah dengan sabar menerima qadla dan qadar-Nya serta hati yang ikhlas dalam melakukan segala kebajikan yang pada akhirnya akan melahirkan ketenangan jiwa dalam dirinya.
Hal tersebut sesuai dengan hadits nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wassalam dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ
Artinya:
Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rezeki yang cukup, dan qanaah (merasa cukup) dengan rezeki tersebut. (HR Ibnu Majah)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga telah menjanjikan kepada hambanya mengenai rezeki untuk seluruh makhluk hidup, yang juga telah dijelaskan dalam ayat Alquran yang menjelaskan tentang rezeki.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Artinya: “Dan tidak ada satupun makhluk bergerak (bernyawa) di muka bumi melainkan semuanya telah dijamin rezekinya oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dia mengetahui tempat kediaman dan tempat penyimpanannya. Semua itu (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS Hud: 6)
Selain berlatih untuk merasa bersyukur dengan apa yang telah diterima, hendaknya seseorang suka memberi dan menolong orang lain. Betapa hatinya akan puas apabila seseorang berhasil memberi pertolongan atau membantu saudaranya. Karena qanaah dianggap sempurna jika ia gemar menolong dengan ikhlas hati.
Seseorang yang pandai menerapkan qanaah dalam kehidupan sehari-harinya, niscaya memiliki ketentraman hati dan pikiran. Rasa syukur selalu dilimpahkan pada batin dan akalnya.
Qanaah disebut dapat memperbaiki akhlak karena qanaah adalah sifat yang menjauhkan manusia dari ketamakan duniawi. Selalu melihat ke bawah agar kenikmatan yang dilimpahkan kepada diri tidak dianggap hina.
Tidak hanya rezeki, qanaah adalah sikap yang bisa diterapkan dalam segala sendi kehidupan. Berlapang dada pada segala ketentuan, takdir, dan musibah yang menimpa ketika hidup di dunia.
Semoga kita tergolong hamba yang penuh dengan kecukupan dan kesederhanaan serta selalu diberikan kemudahan dalam segala hal baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Oleh : A’isy Hanif Firdaus, S.Ag. (LTN NU PCNU Brebes)