Pada awal abad ke-20, di tengah gejolak perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan, lahirlah sosok ulama pejuang yang namanya kini harum di tanah Cimahi: KH Usman Dhomiri. Lahir di Hadramaut pada tahun 1870, beliau menapakkan kaki di Indonesia sebagai pendakwah Islam yang membawa ajaran Tarekat Tijaniyah. Namun, kiprahnya tak hanya terbatas pada ranah dakwah dan spiritual, melainkan juga menjelma menjadi tokoh sentral dalam perlawanan terhadap kolonialisme.
Dakwah dan Pengaruh Tarekat Tijaniyah
Setibanya di Cimahi, KH Usman Dhomiri mulai mengembangkan dakwah Islam melalui pendekatan sufistik dan ajaran Tarekat Tijaniyah. Tarekat ini menekankan spiritualitas, kedekatan kepada Allah, serta kedisiplinan dalam beribadah. Dalam waktu singkat, beliau berhasil menarik banyak pengikut dan mendirikan pusat dakwah yang berfungsi juga sebagai pusat pendidikan dan sosial kemasyarakatan.
Masyarakat Cimahi kala itu yang hidup dalam tekanan kolonialisme menemukan ketenangan dan kekuatan spiritual melalui bimbingan Sang Kyai. Masjid yang beliau dirikan menjadi tempat berkumpulnya masyarakat, tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga sebagai ruang membangun solidaritas dan kesadaran perjuangan.
Memimpin Laskar Hizbullah di Cimahi
Semangat KH Usman Dhomiri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia membawanya menjadi pemimpin Laskar Hizbullah di wilayah Cimahi. Laskar ini beranggotakan para santri dan pemuda yang digembleng secara rohani dan fisik untuk melawan penjajah. Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer, KH Usman bersama pasukannya turun ke medan pertempuran.
Masjid yang menjadi markas perjuangan mereka beberapa kali menjadi sasaran bom oleh pasukan Belanda. Namun, menurut cerita warga dan keturunannya, masjid tersebut tetap kokoh berdiri berkat karomah dan doa Sang Kyai. Hingga kini, masjid itu masih berdiri megah.
KH. Usman Dhomiri wafat pada tanggal 22 Mulud sekitar tahun 1950-an, tepat satu minggu setelah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Warisan perjuangan dan nilai-nilai kehidupan beliau terus hidup di tengah masyarakat Cimahi hingga kini. (Berbagai Sumber/Nas)