Beranda Pendidikan Wakil Ketua DPW FKDT Jateng: Kepala MDT Harus Miliki Peta Jalan Wujudkan...

Wakil Ketua DPW FKDT Jateng: Kepala MDT Harus Miliki Peta Jalan Wujudkan Pendidikan Bermutu

177

PEMALANG (Aswajanews.id) – Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) kini bukan lagi sekadar pelengkap pendidikan formal, melainkan menjadi bagian penting dalam pembentukan generasi berakhlak. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Ketua DPW FKDT Jawa Tengah, Akhmad Sururi, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Buku Pedoman Penyelenggaraan MDT yang digelar di Pondok Pesantren Salafiyah Kauman Pemalang, Senin (20/5/2025).

Menurut Sururi, kehadiran MDT sejalan dengan diktum dalam SK Dirjen Pendidikan Islam No. 3633 Tahun 2023, yang menyebutkan bahwa MDT diselenggarakan untuk melengkapi, memperkaya, dan memperdalam pengetahuan agama, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik. Ketiga diksi tersebut mencerminkan posisi strategis MDT dalam menunjang tujuan pendidikan nasional.

“Untuk mewujudkan hal tersebut, seorang Kepala MDT harus memiliki kapasitas dan arah yang jelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan berangkat dari kualitas pembelajaran, dan Kepala MDT bertugas menggerakkan guru-gurunya untuk mencapainya,” tegas Sururi.

19CA55E2 2BEC 44B0 BD3B B45A9D5E81FBIa juga menekankan pentingnya pembiasaan ibadah, khususnya shalat tepat waktu bagi siswa. Menurutnya, pembentukan karakter keberagamaan tidak cukup hanya dengan materi, tetapi harus dibiasakan dalam perilaku sehari-hari. Karena itu, saat waktu istirahat, siswa diajak menuju masjid atau mushala untuk melaksanakan shalat Ashar berjamaah.

“Masjid, mushola, dan MDT harus menjadi satu paket dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia,” tambahnya.

Sururi juga menyoroti pentingnya manajemen yang visioner dalam kepemimpinan MDT. Kepala MDT dituntut memiliki peta jalan yang jelas dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan lembaga. “Era sekarang menuntut kolaborasi dan sinergi dengan masyarakat maupun lembaga pendidikan,” katanya.

Terkait Buku Pedoman Penyelenggaraan MDT, Sururi menyebutnya sebagai rujukan penting bagi pengelola MDT. Ia mengibaratkan buku ini seperti Al-Qur’an bagi seorang Muslim—bukan sekadar dibaca, tetapi diimplementasikan secara utuh dalam praktik pendidikan.

Dalam kesempatan tersebut, Sururi juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap merosotnya moralitas pelajar saat ini. Tawuran dan tindakan kriminal yang marak di lembaga formal, menurutnya, disebabkan oleh kurangnya pemahaman nilai-nilai keagamaan. Kehadiran MDT menjadi solusi strategis dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual.

Menutup pemaparannya, alumni Pondok Pesantren Lirboyo tahun 2000 ini mengajak para kepala dan guru MDT untuk senantiasa mendoakan para siswa dan orang tua mereka.

“Di sela-sela malam, saat tahajud, sisipkanlah doa untuk mereka. Doa adalah energi spiritual yang akan menggerakkan semuanya menuju peningkatan ruhani. Guru MDT bukan hanya mentransfer ilmu, tapi juga mencerdaskan ruhani peserta didik,” pungkasnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kasi PD Pontren Kemenag Kabupaten Pemalang KH Chanifudin beserta staf, anggota DPRD Kabupaten Pemalang H. Mu’tasim Billah, Ketua DPC FKDT Kabupaten Pemalang Gus Miftah (Agus Miftahudin), serta sejumlah dewan harian FKDT. (Red)


Eksplorasi konten lain dari aswajanews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.