Beberapa hari belakangan ini sempat ada hal yang akan memicu permasalahan, dimana ibu-ibu menyanyikan lagu kurang lebih “..yo maju yo terus maju. Singkirkan bima bima bima..”. Dimana kubu 01 merasa tersakiti tapi direspon cepat oleh calon bupati tegal yakni Mas Bima dengan memberikan respon kurang lebih seperti ini “..Ini ibu-ibu ga salah sebenernya. Saya yakin ini ada komandannya. Jadi yang salah bukan ibu-ibunya. Untuk relawan Bima-Mujab aja ditanggepi sing sabar bae.”
Sebagai warga tegal, saya ingin menyampaikan dalam sebuah tulisan.
Pertama pilkada ini adalah sebuah momentu, politik, sebuah pesta rakyat, dimana rakyat memiliki hak untuk memilih siapapun yang dia kehendaki untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Tegal. Perhelatan ini akan ada setiap 5 tahun sekali. Jangan sampai momen 5 tahunan ini menjadikan kerenggangan dalam sebuah persaudaraan diantara warga tegal.
Sadar bahwa bupati adalah sesuatu yang sangat menggiurkan, pemenang pilkada ini akan menjadi penguasa disebuah wilayah bernama Kabupaten Tegal. Anggaran triliunan tiap tahun ada ditangan kebijakan Bupati Tegal dan Wakil Bupati Tegal. Walau hanya 5 tahun. Tentu semua partai, semua tokoh yang ingin berkuasa pasti menginginkan itu.
Calon sudah ada, mereka adalah tokoh dan rakyat terbaik kabupaten tegal sehingga di percaya oleh partai politik untuk maju. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Silahkan memilih dengan keyakinan dan sadar bahwa ia mampu mengemban Amanah sebagai pemimpin kabupaten tegal.
Ketika ada hal yang menyakiti perasaan dalam dinamika yang terjadi. Segera klarifikasi dan saling memaafkan. Sungguh indah perdamaian itu jika kedua belah pihak yang berseteru saling memaafkan. Apalah arti sebuah kemenangan jika didapatkan dengan hasil permusuhan antar warga kabupaten tegal. Saya yakin semua calon bupati dan wakil bupati tegal ingin menang dan juga ingin rakyat kabupaten tegal tetap batiran ora tukaran lan ora musuhan. ***