Pendidikan

SMPN 16 Cimahi Gaungkan “No Bullying Tapi Prestasi”

Cimahi (Aswajanews.id) – Merebaknya perilaku yang tidak menyenangkan, akibat perundungan dilingkungan sekolah akhir-akhir ini di Indonesia membuat para siswa/i Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Kota Cimahi, bersama dengan para gurunya melakukan aksi selebrasi,berupa kampanye anti bullyng di jalan utama, mulai dari area halte depan Samsat Cimahi sampai dibawah fly Over Cimindi, Rabu (12/2).

Upaya itu kami lakukan sebagai realisasi dari kegiatan Projek Penguatan profil Pelajar pancasila (P5) di sekolah. “Hari ini, kami mencoba memberikan pelajaran sosial dengan melakukan sosialisasi, berkaitan dengan bullying kepada masyarakat bahwa Bullyng itu adalah karakter yang jelek, perbuatan yang tidak menyenangkan dan berdampak negatif sehingga menjauhkan anak dari prestasi serta masa depannya,” ungkap Dede Syarif selaku pembina OSIS serta guru seni dan budaya ketika sedang melakukan safari dan membagikan snack kepada para pengguna jalan bersama para siswanya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPN 16, Yazid Fanthoni ketika ditemui di ruangan di Jln Jendral Amir Machmud Kompleks BRSPC No 26, Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi tengah, Kota Cimahi, keesokkannya, membenarkan adanya agenda tersebut.

Dimana para siswa melakukan kegiatan terakhir setelah mereka mendapat pembekalan dan memahami secara persis apa itu bullying. “Selebrasi, berupa kampanye anti bullying, awalnya mereka sudah mendapat materi, baik dari pihak sekolah maupun dari Pihak Kepolisian Polres cimahi, secara khusus dari kasat Reskrim. Dengan bermodalkan pengetahuan dan ilmu yang didapat akhirnya mereka berbagi dan sosialisasikan di jalan bersama para guru,” imbuhnya dengan harapan sekolahnya bisa menjadi teladan bagi sekolah lainnya.

Dikatakkannya pula, Bagaimana sih Bullyng atau perundungan itu. Keinginan besar sekolah asuhan, pimpinan Deni Dermawan, S.Pd itu, anak-anak bisa menjadi penggerak anti bullyng dilingkungan sekolahny masing-masing. Kenyataan diluar sana ada banyak kasus, perilaku yang tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik ataupun sosial di dunia maya terhadap anak.

“Mudah-mudahan upaya ini berbekas dan tidak sekedar seremonial saja. Siswa menjadi tonggak masa depan kita. Kita bangun jiwa raga mereka yang sesuai nilai-nilai pancasila sehingga Indonesia emas 2045 terwujud,” tukasnya sambil terus berupaya menanamkan pohon yang baik kepada diri anak didik agar jauhkan dari bullyng dan kedepankan prestasi. (Sinto)

Tinggalkan Balasan