Nusantara

Panen Berkah, Budaya Terjaga! Mulyasari Gelar Mapag Sri Penuh Makna

150

INDRAMAYU (Aswajanews.id)
Pemerintah Desa (Pemdes) Mulyasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berbagi kebahagiaan dengan para petani melalui gelaran Pesta Panen Raya atau yang dikenal dengan Mapag Sri, pada Sabtu (10/05/2025).

Tradisi Mapag Sri ini diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian budaya leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun. Selain itu, acara ini juga menjadi penanda dimulainya masa panen raya.

Kepala Desa Mulyasari, Kasnita, menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat.

“Kegiatan ini bukan hanya bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah, tetapi juga sebagai penghormatan kepada tradisi dan kearifan lokal,” ujarnya.

Rangkaian acara Mapag Sri diawali dengan upacara adat yang dipimpin oleh sesepuh desa secara khidmat dan penuh kekhusyukan. Tradisi ini tidak hanya bernilai keagamaan, tetapi juga mempererat silaturahmi antara warga dan pemerintah desa.

Kasnita menambahkan, dengan semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, Pemdes Mulyasari berkomitmen menjaga kelestarian tradisi ini demi keharmonisan masyarakat.

“Melalui pelestarian budaya Mapag Sri, kami berharap tercipta harmoni dan solidaritas yang kuat di tengah masyarakat,” pungkasnya.

Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran Forkopimcam Bangodua, antara lain:

  • Kapolsek Tukdana Junata Tisna Sanjaya, S.H., didampingi Kasium AIPTU Wahyudin

  • Bhabinkamtibmas Mulyasari, Bripka Kandeg

  • Danramil 1606/Tukdana, Letnan Satu Inf. Rokib

  • Babinsa Mulyasari, Serka Dirsan

  • Kuwu Tarsono beserta pamong Desa Wanasari

  • Kuwu Tabroni beserta pamong Desa Beduyut

  • Kuwu H. M. Mansur beserta pamong Desa Rancasari

  • Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh agama, Ketua RT/RW, BPD, serta LPM Desa Mulyasari.

Tradisi Mapag Sri di Desa Mulyasari tidak sekadar seremoni, namun juga wujud nyata nilai gotong royong, kebersamaan, dan penghormatan terhadap alam serta hasil bumi. Suasana haru dan bahagia terpancar dari wajah warga yang hadir, menjadikan tradisi ini sebagai warisan budaya yang sarat makna.

(PRAPTO)

https://aswajanews.id/wp-content/uploads/2025/04/muakhi-313.jpg