Nusantara

Lestarikan Budaya, Pemdes Cangkingan Gelar Acara Adat Mapag Sri

182

INDRAMAYU (Aswajanews.id) – Pemerintah Desa Cangkingan, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, menggelar acara adat Mapag Sri sebagai upaya pelestarian budaya warisan leluhur, Senin (5/5/2025). Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah.

Acara diselenggarakan di depan kantor Balai Desa Cangkingan dan dihadiri oleh unsur Forkopimcam serta para Kuwu se-Kecamatan Kedokanbunder. Kegiatan ini dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit “Langen Pradangga”, menambah kekayaan nuansa budaya dalam pelaksanaannya.

Kuwu Desa Cangkingan, H. Didi Wahyudi atau yang akrab disapa Kuwu H. Yudi, mengatakan bahwa Mapag Sri adalah tradisi turun-temurun yang perlu dijaga keberlangsungannya.

“Sebagai generasi muda, mari kita jaga dan lestarikan warisan budaya bangsa ini. Di tengah derasnya arus modernisasi, banyak budaya kita yang tergerus dan hampir punah. Kalau bukan kita, siapa lagi?” ujarnya.

Senada dengan hal itu, Ki Warok, salah satu tokoh budaya Desa Cangkingan, menjelaskan bahwa Mapag Sri adalah bentuk rasa syukur atas kesuburan tanah dan hasil panen yang melimpah.

“Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman leluhur kami. Siapa pun kepala desa yang menjabat, wajib melaksanakan kegiatan ini sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tuturnya.

Camat Kedokanbunder, Atang Suwandi, turut memberikan apresiasi atas inisiatif pelestarian budaya tersebut.

“Sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan adat dan budaya, kita wajib menjaga dan melestarikannya. Mapag Sri adalah salah satu tradisi yang mencerminkan nilai-nilai spiritual dan kebersamaan masyarakat dalam menyambut panen raya,” jelasnya.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari warga dan menjadi momentum penting untuk mempererat kebersamaan serta memperkuat identitas budaya lokal di tengah era modern.

(Herman/Tongol)

https://aswajanews.id/wp-content/uploads/2025/04/muakhi-313.jpg