Hari Ahad, 27 April 2025 , penulis berkesempatan untuk hadir mengisi kegiatan Halal bi Halal sekaligus Sosialisasi buku Pedoman Penyelenggaraan MDT di MDT Mamba’ul Qur’an desa Sukosono Kec Kedung Kab Jepara. Kegiatan yang diikuti oleh Kepala Madin yang tergabung di FKDT juga dihadiri oleh Kepala Kantor Kemenag Kab Jepara yang memberikan pengarahan dan pembinaan kepada seluruh kepala MDT di Kab Jepara.
Kehadiran penulis dalam kapasitas sebagai Wakil Ketua DPW FKDT Jawa Tengah diminta untuk menyampaikan materi Sosialisasi buku Pedoman Penyelenggaraan MDT yang diterbitkan oleh Dirjen Pendidikan Islam pada tahun 2023. Buku tersebut menjadi rujukan atau pedoman untuk pengelasan MDT mulai tingkat Ula, Wustho dan Ulya serta progam pembelajaran MDT dengan model terintegrasi bersama lembaga pendidikan formal.
Sejarah MDT (Madrasah Diniyah Takmiliyah) atau yang dulu disebut dengan sekolah Arab merupakan lembaga pendidikan Islam yang berdiri dan tumbuh berkembang sebelum Indonesia merdeka. Sebelum muncul lembaga pendidikan formal MI, MTs, MA lembaga pendidikan MDT sudah berdiri di kampung kampung dengan ciri khas tradisi Pesantren. Oleh karena itu kelahiran MDT tidak bisa dilepaskan dari akar tradisi Pesantren terutama dalam kurikulum pembelajaran dan pengajarnya juga mayoritas alumni Pesantren.
Seiring dengan kebijakan pemerintah hadirnya lembaga pendidikan formal eksistensi MDT sedikit tergeser dari perhatian masyarakat dan pemerintah.Saat sekarang Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama sudah mulai meningkatkan perhatian pasca Gus Dur menjadi Presiden RI. Beberapa daerah sudah menerbitkan kebijakan yang berpihak kepada MDT. Meskipun demikian MDT sebagai lembaga pendidikan non formal belum berbanding lurus dengan perhatian pemerintah terhadap lembaga pendidikan formal.
Perhatian pemerintah terhadap MDT yang masih dirasa kurang tidak menyurutkan para praktisi MDT untuk berinovasi dan Istiqomah berkhidmah untuk Madrasah Diniyah. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa inovasi pembelajaran yang muncul di kabupaten Jepara. Lebih dari itu semangat para guru Madin dalam melaksanakan khidmah mengajar tanpa kenal lelah. Hal tersebut tentu karena sudah memiliki komitmen untuk niat beribadah.
Dari khidmah dan Istiqomah para guru Madin itulah lahir generasi yang berakhlak mulia dengan karakter keagamaan yang kuat. Oleh karena itu sesungguhnya eksistensi MDT menjadi sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Disinilah MDT hadir di tengah tengah masyarakat untuk membangun generasi yang berkarakter dengan bekal ilmu agama yang kuat melalui proses tafaquh fiddin.
Fungsi MDT saat sekarang bukan lagi sebagai pendidikan tambahan bagi peserta didik formal dengan jam mapel PAI yang sangat minim, tapi fungsi MDT berkembang untuk memperdalam pengetahuan agama dengan penghayatan yang menyentuh kepada rasa beragama. Hal tersebut karena sesungguhnya ilmu agama tidak berhenti pada tataran kognisi namun lebih dari itu implementasi nilai nilai ajaran agama yang diajarkan di MDT.
Sebagai ikhtiar untuk meningkatkan fungsi tersebut, maka kapasitas pendidik MDT (Guru Madin) terus ditingkatkan dengan berbagai kegiatan untuk peningkatan profesionalisme. Lebih dari itu tentu semangat berkhidmah dengan ketulusan hati menjadi pondasi utama dalam melaksanakan amanat sebagai guru MDT.Ini sangat penting karena sesungguhnya ketulusan hati seorang guru MDT yang menjadikan anak anak kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat. ***