

Sahabat pembaca yang saya banggakan, dalam menjalani kehidupan ini seringkali kita dihadapkan pada situasi-situasi yang memerlukan kesabaran. Namun, pernahkah Sahabat bertanya?, “Benarkah kesabaran ada batasnya?” oke. Mari kita coba telaah pandangan dalam Islam terkait dengan konsep kesabaran ini.
Mungkin sebagian dari kita pernah mengalami kesusahan ataupun problematika hidup yang diri sendiri tak kunjung menemukan jawaban atas
susah yang sedang menghinggapi. Dalam banyak konteks, kesabaran memang sering diartikan sebagai kemampuan untuk tetap tabah tanpa mengenal batas waktu. Namun, apakah ada kondisi di mana kesabaran memiliki batasnya? Ketika kita berbicara tentang “kesabaran ada batasnya,” kita perlu memahami bahwa dalam konteks Islam, kesabaran memang memiliki batasan. Kesabaran bukanlah penderitaan yang tak berujung tanpa akhir, melainkan ujian yang diukur dan diberikan oleh Allah sesuai dengan kapasitas setiap hamba-Nya.
Dari sabar yang bisa kita lakukan ada hikmah yang bisa kita petik setelahnya, Allah SWT
BerFirman :
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ ٥اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ
Surah Al-Inshirah (94:5-6) menyatakan, “Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan.”
Dalam perspektif agama Islam, kesabaran memang dianjurkan, tetapi bukan berarti kita harus bersabar tanpa batas dalam menghadapi ketidakadilan atau penderitaan. Rasulullah SAW sendiri memberikan pengajaran bahwa kita boleh berusaha mencari perubahan jika kita mampu, dan jika tidak, maka kita berhak untuk berdoa kepada Allah SWT agar diberikan jalan keluar. Kita bisa mengambil pelajaran dari risalah nabi Muhammad. Rasulullah Muhammad SAW, sebagai penutup para Nabi, adalah teladan kesabaran yang luar biasa. Dalam menghadapi tantangan dan penolakan di awal dakwahnya, hingga saat-saat sulit dalam perang Badar dan Uhud, Rasulullah tetap sabar dan tawakal kepada Allah.
Lantas, sejauh mana kita bersabar?
kita perlu bijak dalam menghadapi ujian. Kesabaran bukanlah pembenaran untuk terus menderita tanpa usaha. Jika kita mampu berbuat sesuatu untuk perubahan yang lebih baik, maka berusahalah. Allah memberikan kita akal dan kemampuan untuk membedakan antara hal-hal yang dapat kita ubah dan yang tidak. Artinya, kesabaran dalam proses menghadapi ujian memang tidak boleh ada batasan. Namun, kesabaran dalam arti melawan dan menghadapi kedzaliman tentu ada batasnya, agar bisa terus bangkit dan berjuang menghadapinya.
Sikap pesimis, mengeluh, dan galau, apalagi sumpah serapah bukanlah jalan keluar yang tepat untuk mengatasi sebuah masalahmu. Sebab hanya mereka yang lemah imannya saja yang sering kali mudah bersikap seperti itu. Hemat kata, hanya pertolongan Allah SWT itu bersifat aksioma, sebagai konsekuensi dari totalitas iman dan ketaatan seorang hamba kepada-Nya. Karena itu, pertolongan Allah SWT. menjadi dekat. Sebaliknya, tanpa kekuatan iman dan sungguh-sungguh berbuat amal kebajikan, maka pertolongan Allah SWT. itu tentu menjadi jauh.
Maka dari itu, Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk berlatih sabar, di antaranya: Mendekatkan diri kepada Allah, Membaca Al-Qur’an, Berpikir positif, Menjalankan puasa sunnah, Berdzikir.
Dengan demikian, mari lakukan dengan semangat bahwa dari kesabaran akan memberikan dampak positif yang akhirnya bisa kita nikmati . Penulis percaya bahwa “Nothing is impossible” menjadi kata yang bisa membuat kita lebih nyaman dan mudah menerima apapun yang di hadapi. Jadilah hidup sekali ini untuk lebih bermakna agar bisa terus mendapatkan ridlo Allah SWT.
Wallahu A’lam Bish showwab. ***