Pendidikan

Jurnalis (Reporter) dan Jenjang Kariernya

Jurnalis atau dikenal juga dengan wartawan adalah sebutan untuk seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik seperti menulis, menganalisis, dan melaporkan suatu peristiwa kepada publik lewat media massa secara teratur. Kegiatan jurnalistik dilakukan di berbagai media massa seperti koran, majalah, radio, televisi, juga media online. Jurnalis sering dianggap sebagai wakil dari suara masyarakat mengenai berbagai kejadian yang ada dan terjadi di masyarakat. Dalam produksi suatu pemberitaan, dilibatkan juga editor yang melakukan pemeriksaan isi konten untuk menjaga kualitas laporan.

Wajib Tahu

  • Jurnalis merupakan pilihan pekerjaan yang cocok bagi kamu lulusan Ilmu Komunikasi. Dilansir dari Okezone.com, bekal pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah terutama soal teknik menulis di media massa sangat membantu untuk terjun sebagai reporter maupun redaktur.
  • Mengutip Liputan6.com, untuk jadi reporter, selain perlu kemampuan public speaking, kamu wajib hukumnya membaca buku supaya up-to-date dengan berita terkini dan wawasanmu makin luas. Jadi harus selalu siap belajar hal-hal baru ya. Reporter juga wajib punya rasa percaya diri agar berani tampil di muka umum dan yakin atas informasi yang disampaikan. Yang nggak kalah penting adalah, reporter tidak boleh manja sebab pekerjaanmu sangat dinamis.
  • Tahun 2019, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta menetapkan pengasilan (take home pay) bagi jurnalis pemula atau reporter yang baru diangkat jadi jurnalis tetap di Jakarta adalah sebesar Rp8.420.000,00. Seperti diberitakan dalam Kompas, dengan besaran upah layak tersebut diharapkan jurnalis mampu kerja secara profesional tanpa tergoda untuk menggadaikan idealismenya karena persoalan kesejahteraan. Meskipun begitu, tidak semua media massa bisa menerapkan hal tersebut.
  • Banyak orang menilai profesi jurnalis, khususnya wartawan, kerjanya cuma menulis, jalan-jalan, terus ketemu orang-orang penting. Tahukah Quipperian, justru tingginya tuntutan pekerjaan wartawan membuatnya tak sempat untuk liburan. Mengutip Okezone.com, wartawan juga tidak bisa bepergian ke daerah-daerah tanpa ada penugasan dari redaksi. Ketika tugas ke daerah pun belum tentu bisa menikmati daerah itu. Kemudian saat harus wawancara dengan narasumber, tak jarang harus berebut sama wartawan lain, badan terjepit saat doorstop adalah hal biasa.

Peran dan Tanggung Jawab

  1. Menulis, menganalisis, dan melaporkan suatu peristiwa kepada khalayak melalui media massa secara teratur.
  2. Memeriksa keautentikan suatu informasi yang akan disampaikan.
  3. Melakukan wawancara kepada narasumber demi memperoleh informasi akurat untuk disampaikan ke publik.
  4. Menjaga komunikasi dengan warga dan narasumber untuk memastikan pemberian informasi berkelanjutan untuk kedua kalinya.

Pengetahuan dan Keahlian

  • Kemampuan berpikir kritis
  • Kemampuan melakukan analisis
  • Kemampuan komunikasi
  • Kemampuan kerja tim
  • Penguasaan bahasa asing
  • Pemahaman jurnalistik

Jenjang Karier

Jenjang karier sebagai jurnalis selalu dimulai dengan posisi reporter atau wartawan yang meliput langsung di lapangan. Melansir Detik.com, kemampuan sebagai reporter merupakan bekal untuk menapaki jenjang karier selanjutnya, meski tetap mempertimbangkan performance kerja. Jenjang karier jurnalis bisa berbeda-beda tergantung media tempatnya bekerja, namun biasanya untuk media cetak dan media online memiliki pola jenjang yang hampir sama sedangkan media elektronik biasanya akan sedikit berbeda.

  1. Reporter. Jurnalis di media cetak maupun di media elektronik (TV dan radio) memulai kariernya sebagai reporter yang bertugas meliput di lapangan. Pada tahap ini, beberapa juga menyebutnya sebagai video journalist dan stand upper. Beberapa media TV juga ada yang menyebutnya sebagai produser lapangan.
  2. Asisten Redaktur/Asisten Produser. Ini adalah tahapan selanjut setelah seorang reporter mendapatkan promosi.
  3. Redaktur/Produser. Peran seorang jurnalis untuk melakukan manajemen pemberitaan memiliki nama berbeda jika posisi tersebut dijabat di media cetak yang disebut sebagai Redaktur, sedangkan di media TV disebut sebagai Produser. Beberapa juga menyebut posisi ini sebagai Koordinator Liputan.
  4. Redaktur Pelaksana/Produser Eksekutif. Sama seperti sebelumnya, penyebutan kedua posisi ini dibedakan tergantung dimana dia bekerja, apakah di media cetak atau elektronik. Untuk mencapai posisi ini, jika mengikuti perjalanan karier, umumnya lebih dari 15 tahun pengalaman.
  5. Wakil Pimpinan Redaksi. Posisi kedua tertinggi dalam dunia pemberitaan dijabat oleh seorang Wakil Pimpinan Redaksi.
  6. Pemimpin Redaksi. Ini merupakan posisi puncak dari perjalanan karier seorang Jurnalis. Seorang Pemimpin Redaksi diyakini telah memiliki pengalaman panjang dalam industri jurnalistik, dan memiliki kemampuan manajemen yang mumpuni.

Jurusan Terkait

Jika kamu ingin berkarier pada profesi ini, maka ilmu yang harus kamu kuasai adalah: Jurnalistik, Ilmu Komunikasi, Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Ilmu Hukum, Ilmu Ekonomi, dan semua bidang keilmuan.

Tokoh Inspiratif

Najwa Shihab

Siapa yang tak kenal dengan Najwa Shihab? Jurnalis yang akrab disapa Nana ini ternyata tak pernah mendambakan profesinya kini. Justru keisengannya untuk magang sebagai reporter berita di stasiun televisi swasta pada akhir masa kuliahnya membuatnya jatuh cinta pada dunia jurnalistik. Nana melihat betapa dinamisnya profesi ini, ada kegairahan juga tantangan. Akhirnya ia mengubah rencana kariernya, ia putar haluan dari yang tadinya bercita-cita jadi praktisi hukum kemudian memilih bekerja sebagai reporter, seperti diceritakan dalam Majalah Kartini.

Karier Nana sebagai jurnalis dimulai dari menjadi reporter politik dan hukum di tim liputan salah satu stasiun televisi berita. Ia kerap menyaksikan beragam drama politik. Ia juga beruntung bisa melihat proses demokrasi dan ikut terlibat untuk menyampaikan informasi secara langsung pada publik. Kariernya kian melesat saat ditugaskan meliput bencana tsunami Aceh pada Desember 2004. Laporan langsung yang dilakukannya mengenai tragedi tersebut dinilai punya andil terhadap meluasnya kepedulian dan empati masyarakat luas. Di stasiun televisi yang sama, Nana juga pernah jadi pembawa berita program berita prime time. Kariernya perlahan merangkak naik menjadi asisten produser, produser, produser eksekutif, hingga terakhir wakil pemimpin redaksi. Akhirnya setelah 17 tahun berkarier di stasiun televisi yang membesarkan namanya, Nana undur diri lewat episode “Catatan tanpa titik” di program talk show yang dipandunya. Ia kemudian mendirikan perusahaan berita dan media omni-channel bernama Narasi TV di tahun 2018. ***