Brebes (Aswajanews.id) – SMAN 1 Larangan (SMALA) menggelar kegiatan Pesantren Ramadhan yang membekali para siswa dengan keterampilan fardu kifayah, salah satunya praktik Tahjizul Mayit atau perawatan jenazah. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik memahami tata cara memandikan, mengkafani, mensholati, hingga menguburkan jenazah sesuai dengan ajaran Islam.
Arina Shinta, santri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri yang menjadi pemateri dalam kegiatan ini, menjelaskan pentingnya ilmu pemulasaraan jenazah bagi seorang muslim.
“Islam mengajarkan cara merawat jenazah sesuai dengan ketentuan fiqih. Prosesnya tidak hanya memandikan dan mengkafani, tetapi juga memperhatikan etika, mulai dari menghadapi sakaratul maut hingga penguburan. Oleh karena itu, pembelajaran ini sangat penting agar setiap muslim siap ketika ada keluarga atau orang terdekat yang meninggal dunia,” ujarnya.
Kegiatan praktik ini diikuti oleh seluruh siswa putri kelas XI di Masjid kompleks SMALA, Rabu (12/3/2025). Dalam simulasi tersebut, satu siswa berperan sebagai jenazah, sementara yang lain bertugas sebagai keluarga yang memandikan. Arina Shinta dengan sabar membimbing peserta dalam proses pemandian jenazah, termasuk tata cara membasuh anggota wudunya.
Di tempat terpisah, Akhmad Sururi, alumni Pondok Pesantren Lirboyo angkatan 2000 sekaligus inisiator Pesantren Ramadhan di SMALA, menekankan pentingnya pembelajaran ini bagi generasi muda.
“Banyak pelajar yang belum mengetahui tata cara merawat jenazah. Di masyarakat, tugas ini sering diserahkan kepada Lebe atau kaur kesra desa. Oleh karena itu, melalui Pesantren Ramadhan ini, kami berharap para siswa mendapatkan bekal ilmu yang bermanfaat dan dapat mengamalkannya di lingkungan mereka,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi salah satu program unggulan Pesantren Ramadhan SMALA yang rutin diadakan setiap tahun. Dengan adanya pembelajaran Tahjizul Mayit, diharapkan para siswa memiliki kesiapan dalam menjalankan kewajiban fardu kifayah serta menerapkan nilai-nilai kepedulian sosial di masyarakat. (Red/Nas)