Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) sebagai lembaga pendidikan keagamaan seperti sawah untuk menanam padi. Proses menanam padi mulai mengolah tanah, menanam padi (tandur), dan memelihara sampah panen (menuai) merupakan proses pendidikan yang membutuhkan waktu. Prose tarbiyah (mendidik) tidak lepas dari kehadiran seorang guru, atau sang petani ibarat sawah yang “ngopeni'” sampai panen atau sampai lulus dalam konteks Madrasah Diniyah.
Sementara masjid ibarat lumbung padi (tempat untuk menyimpan padi) sebagai hasil panen dari proses menanam padi dalam rentang sekian bulan. Hubungan sawah dan lumbung padi menjadi satu paket dalam kehidupan manusia. Hal tersebut karena secara fisik manusia dalam menjalani kehidupan membutuhkan bekal. Makanan pokok (padi) adalah bekal kehidupan secara fisik yang tersimpan di lumbung padi. Orang orang dulu dipastikan setiap rumahnya memiliki lumbung padi. Bahkan setiap desa memilki bangunan besar lumbung padi.
Madrasah Diniyah sebagai lahan sawah menjadi tempat belajar bagi santri Diniyah Takmiliyah untuk menggali ilmu agama Islam. Proses pembelajaran di Madin menjadi bagian dari pemeliharaan (tarbiyah) ruhani dan jasmani untuk mencapai pribadi muslim kaffah. Ilmu agama Islam yang digali di Madin menjadi bekal kehidupan dunia akhirat. Karena setiap orang pasti membutuhkan bekal kehidupan. Pendidikan Agama Islam menjadi bekal yang utama yang menghendaki kebahagiaan dunia akhirat.
Secara praktis mempelajari ilmu sholat dan jamaah di Madrasah Diniyah. Sementara melaksanakan ibadah sholat di masjid. Di Madrasah Diniyah siswa belajar teori tentang sholat dan di masjid siswa mengimplementasikan Ibadah sholat. Maka sawah yang diibaratkan Madin dan masjid sebagai lumbung padi menjadi satu paket bekal untuk mengarungi kehidupan dunia akhirat. Karena semuanya dengan ilmu yang didapatkan pada bangku Madrasah Diniyah.
Karena itu banyak di beberapa desa antara Madin dan masjid beiringan. Orang orang dulu sebagai penjuang agama Islam, kalau membangun Madrasah Diniyah disamping masjid. Ini artinya, di Madin anak anak belajar agama, dan di masjid mereka mempraktekkan ilmu agama termasuk sholat dan lainnya. Sehingga Madin dan masjid tidak bisa dipisahkan, seperti halnya sawah dan lumbung padi bagi orang orang dulu. (*)