BREBES (Aswajanews.id) – Bertempat di masjid Jami Kertabesuki Kec Wanasari Kab Brebes, kegiatan “Ngaji Bareng dengan Gus Said” dihadiri oleh alumni se-Kab Brebes dan masyarakat lingkungan desa Kertabesuki. Kegiatan yang diselenggarakan pada hari Jumat Kliwon tanggal 3 Januari 2025 juga dihadiri oleh tokoh masyarakat desa Kertabesuki, termasuk KH Sobarudin selaku Rois Syuriah MWCNU Wanasari sekaligus Penasehat PC HIMASAL Kab Brebes.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua PAC HIMASAL Kec Wanasari mengatakan bahwa pengajian kitab ala pesantren hari ini melibatkan lingkungan masyarakat setempat. Hal ini menjadi bagian dakwah komunitas alumni di tengah tengah masyarakat. “Pengajian rutin untuk yang kedua ini sudah bersama masyarakat, meskipun dengan kajian kitab kuning ala Pesantren. Misi dakwah Pesantren ini terus kita kembangkan, agar HIMASAL lebih banyak bermanfaat untuk umat,” kata Akhmad Sururi di hadapan peserta pengajian.
Sururi menuturkan, kalau pengajian umum mayoritas tidak memakai kitab, pengajian di majlis ta’lim juga kadang ada yang tidak menggunakan kitab. Dalam pengajian rutin Jumat Kliwon ini Gus Said membacakan kitab Tasawuf yang jarang dikaji oleh para Kyai di Pesantren, bahkan mungkin di Brebes hanya Pengajian HIMASAL yang mengkaji kitab karangan Syekh Izzudin.
“Keberadaan HIMASAL diharapkan agar bisa lebih dirasakan oleh masyarakat. Karena bagaimana masyarakat membutuhkan pencerahan keagamaan. Termasuk kami juga mengajak HIMASAL untuk bersama terjun di lembaga pendidikan melalui kegiatan Pesantren Ramadhan. Insya Allah Pesantren Ramadhan yang ada di lembaga pendidikan formal akan diselenggarakan dengan kerjasama antara FKDT dan PC HIMASAL Kab Brebes,” imbuh Akhmad Sururi.
Sebelumnya Abdullah Umamudin selaku koordinator Pengajian Rutin menyampaikan bahwa pengajian rutin akan bergiliran setiap kecamatan. Hari ini di Kecamatan Wanasari berikutnya pada bulan Syawal insya Allah di Kec Larangan. Untuk bulan Februari libur karena konsentrasi Kegiatan Munas dan Reuni Akbar HIMASAL.
Pengajian Rutin Jumat Kliwon ini sekaligus Haul Masyayekh Lirboyo. Oleh karena itu dalam kesempatan tersebut Gus Said setelah membaca kitab Syajaratul Ma’arif wal Ahwal dilanjutkan menguraikan Manakib Tiga Tokoh Pendiiri Lirboyo. “Mbah Yai Sepuh yaitu Al Mukarom KH Abdul Karim yang disebut Mbah Manap adalah ulama salaf yang wirai dan cinta dengan ilmu. Selama hidup cinta dengan ilmu, sehingga dan kisahnya saat pergii mencari ilmu ke Madura, bekal untuk perjalanan digunakan untuk membeli kitab. Sementara untuk perjalanan ke Madura dengan saat melalui laut Beliau dari Surabaya berenang menuju Madura.”
“Duit yang mestinya untuk naik kapal digunakan untuk membeli kitab. Ini karena cintanya Beliau dengan Ilmu. Setiap malam Beliau melakukan wiridan ribuan untuk mendoakan seluruh santrinya. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dan betul betul menjadi santri Mbah Yai Abdul Karim,” pungkas Gus Said. (Red/Nas)