Beranda Nusantara Barokah untuk Sepasang Pengantin

Barokah untuk Sepasang Pengantin

Sabtu 21 Januari 2023, Pernikahan pasangan Faizul kirom putra H. Tobroni Sayidi dan Yuni Andaryanti Brebes dengan Wina Wulandari putri Alm. Syamsul Bahri dan Miswarni dari Kuala Tungkal Jambi.

Rangkaian acara walimatul ursy dikediaman H. Tobroni diawali dengan pembukaan membaca surat al-Fatihah, dilanjutnya  pembacaan ayat suci al-Quran dan sholawat oleh Ust. Imam Shofan, S.Pdi.

Sedangkan sambutan tuan rumah diwakilkan kepada KH. Harun Abdul Manaf dari Tegal. Dalam sambutannya beliau mengatakan, puji syukur kepada Allah Swt dengan membaca alhamdulillah, anak kami Mas Tobroni Sayyidi hari ini adalah orang yang paling bahagia. Karena beliau telah memenuhi kewajiban menikahkan anaknya, yang telah memenuhi syarat untuk berkeluarga.

Kondisi kebahagiaan ini, beliau tidak mampu berbicara didepan para tamu undangan, sehinga mewakilkan pada saya untuk menyambut dan menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua yang hadir pada acara walimatul Urs hari ini.

Undangan kepada para tetangga dan saudara-saudara kali ini, memiliki tujuan sebagai pemberitahuan bahwa; Mas Faizul kirom dan Wina Wulandari sudah menikah, yang akad nikahnya telah dilaksaakan pada hari Sabtu 17 Desember 2022, sehingga keduanya dikatakan sah menurut UU No. 1 tahun 1974 dan sunnah Rasullah Saw.

Mewakili keluarga, saya mengucapkan;

Pertama, selamat datang kepada para tamu yang tidak saya sebut satu persatu dikediaman mas H. Tobroni.

Kedua, mohon dimaafkan apabila dalam penyedian tempat dan hidangan yang kurang pas atau kurang sesuai.

Ketiga, memohon kepada bapak-bapak yang hadir pada acara walimahan ini , untuk mengamini doa yang nanti akan dibacakan.

Keempat, doakan rumah tangga mas Faizul kirom dengan Wina Wulandari memiliki rumah tangga yang sakinah (tenang atau tenteram), mawadah (cinta kasih, dan warahmah (kasih sayang).  Artinya sebuah keluarga yang harmonis mendatangkan ketenangan dan kenyamanan, memiliki perasaan kasih dan sayang oleh kedua mempelai.

Kelima, memperoleh barokah dalam rizki, keturunan dan umurnya.

Sambutan KH. Harun Abdul Manaf atas nama tuan rumah diakhiri dengan permohonan maaf atas segala tutur kata yang khilaf. Acara selanjutnya walimah pernikahan adalah maidho hasanah yang disampaikan oleh KH. Subhan Ma’mun pengasuh Pondok Pesanttren Assalafiyah Luwungragi Bulakamba Brebes.

KH Subhan Ma’mun mengawali ceramahnya, mengajak kepada para tamu yang hadir untuk mengintropeksi dan merefleksikan diri kita sendiri, yang mengalami proses perkembangan dari masa anak-anak, dewasa hingga menuju masa tua.

Mas Faizul Kirom dulu kecil dan sekarang sudah berumah tanggga dan akan memiliki anak kecil pula. Begitu juga perjalanan manusia yang dulunya (Nabi Adam) diciptakan Allah Swt sebagai penghuni surga. Maka berimbas pada seluruh Nabi utusan Allah Swt memiliki kewajiban untuk menyerukan  manusia agar kembali ke surga.

Manusia lahir juga sebagai kholifah Allah Swt di dunia. Hal ini memiliki arti Allah Swt menciptakan manusia untuk menggantikan kelompok lama dengan kelompok baru (gantian). Jadi

kholifah memiliki arti sebagai pengganti atau saling bergantian.

Kita yang sudah sepuh (tua) di pertemuan ini, dulu insyaAllah ganteng dan sekarang sudah berubah dan yang menggantikan kegantengan kita adalah anak-anak yang masih muda.  Dulu kita dirawat dan diasuh orang tua kita, sekarang kitalah yang mengasuh orang tua.

Oleh karena itu, janganlah kita saling mengecewakan, baik saat kita diasuh oleh orang tua maupun saat berganti sebagai orang yang mengasuhnya, untuk tidak saling mengecewakan.

Sama halnya dengan keshalihan orang tua (bapak dan ibu) dapat melaksanakan tugas dan peduli terhadap pendidikan anaknya. Selanjutnya dalam perjalan perkembangan anak, dari kepedulian orang tua anak akan memiliki manfaat dalam menjaga akhlak dan keimanannya. Sehingga keshalihan orang tua, dituruskan oleh anaknya, dengan memiliki keturunan anak-anak yang shalih dan shalihah pula.

Bagi bapak-bapak yang penganten tua, memiliki keturunan shalih bisa membawa martabat derajat yang tinggi kedua orang tuanya.

Kontek waris yang ada di dunia, nanti akan sama dengan di alam barzah. Manusia  saling mewarisi dan memberi. Apabila bapak ibunya lebih tinggi dalam amal ibadah, maka anak akan diangkat, kederajat surga di akhirat nanti. Siapa yang lebih tingga, anak atau orang tua akan ditarik detajatnya ke surga.

Anak akan menjadi durhaka apabila tidak mengikuti kebaikan dengan orang tuanya dan selanjunya akan berdampak pada anak cucunya. Keluaranya tidak ada yang tahu kebermanfaatannya untuk saling memberi, karena tidak ada yang diberi.

Selanjutnya walimah sendiri berasal dari bahasa arab, yang berarti nama sebuah undangan, diundang untuk menikmati sajian makanan.

karena kedatangan atau mendapatkan kebahagiaan. Seperti memenuhi kewajiban sebagai orang tua menikahkan anaknya.

Ketika mendatangi walimah harus memiliki niat karena Allah Swt. Hal ini dilakukan untuk membedakan aktivitas ibadah dan adat. Oleh karena itu, menghadiri walimah juga diniati  memberi kebahagiaan bagi yang mengundang dan niat bersilahturahim serta bertemu dengan saudara atau teman lama. Jangan ada tujuan ingin mendapatkan cangkingan berkat atau makanan, nanti tidak ada nilai-nilai fahala baginya ketika mendatangi walimah.

Walimah pernikahan juga mendokan keberkahan bagi sepasang penganten baru, agar keduanya langgeng dalam perjodohan, ayem, tentrem dan naik derajatnya. Seperti ucapan barakallah yang bermakna pertama seperti onta yang jerum (sudah kenyang).

Barakah memiliki arti yang kedua tempat tenangnya air yang mengalir, hidupnya tenang seakan-akan ada sumber air di dalam lingkungan hidupnya.

Barokah juga mendoakan langgeng jodohnya dan harta yang diperoleh mengalir sampai akhirat.

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ

Aamiiin ya robbal alamin. Lukmanrandusaga (21/1/2023)