SUKOHARJO (Aswajanews.id) – Komisioner Kompolnas H Mohammad Dawam, SH.i MH., melakukan penelitian dalam rangka deradikalisasi di Pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo pada Kamis 14 April 2022.
Dalam kunjungannya Gus Dawam sapaan akrabnya didampingi staff juga dibersamai dari jajaran Polres Sukoharjo dan Polda Jateng. Rombongan diterima langsung oleh Direktur Pesantren, Ustadz Yahya bersama jajaran pengasuh di aula pesantren.
Silaturrahim ini dilakukan di sela-sela kunjungan kerja anggota Kompolnas dalam rangka penelitian berjudul: “Peran Polri Dalam Penerapan Deradikalisasi Paham Ekstrem Keagamaan Perspektif Hak Asasi Manusia” di wilayah hukum Polda Jawa Tengah.
Hadir membersamainya, Syaiful Arif, sebagai peneliti yang juga membawakan materi Pancasila dengan mengupas sejarah lahir Pancasila, 1 Juni hingga prosesnya resmi menjadi falsafah negara, 18 Agustus 1945 dalam perspektif agama secara panjang lebar, detail, sekaligus dilakukan diskusi intensif oleh para peserta silaturrahim yang amat antusias mendengar mutiara Pancasila yang dipaparkannya secara rinci.
Dalam kesempatan ini Mohammad Dawam menyampaikan bahwa hubungan agama dan negara adalah hubungan simbiosis mutualisme, dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
“Pandangan ini mengacu pendapat Imam Al-Ghozali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin yang juga dijadikan rujukan oleh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi: “Ad-Diinu wal Mulku Tauamaani……” (Agama dan Kekuasaan/Negara adalah Kembaran atau Dua Sisi Mata Uang yang saling melengkapi, tidak bisa dipisahkan),” ucapnya.
Oleh karenanya, Lanjut Dawam Pancasila sebagai sebuah produk kesepakatan para pendiri bangsa harus sama-sama dikawal keberlangsungannya, aplikasi dan penerapannya dalam kehidupan berbangsa. Menolak kesepakatan dan perjanjian yang telah disepakati, maka hal itulah yang harus dihindari. Sebab penolakan perjanjian kesepakatan identik dengan bughat. Rasulullah, juga mengajarkan kepada kita agar kita selalu merawat Suatu Perjanjian yang telah disepakati sebagaimana Perjanjian Madinah dan Perjanjian Hudaibiyah.
Ustadz Yahya sebagai pengasuh berharap silaturrahim seperti ini bisa dilakukan seterusnya dan tidak terputus hanya sekali ini saja. “Mudah-mudahan silaturrahim ini tidak hanya sekali ini saja, dan bisa diteruskan selanjutnya,” pungkas pengasuh yang asal Demak, Jawa Tengah itu. *(Bidhumas)