Nusantara

Kyai Nur Fuadi : Khidmah NU dengan Dua Amanat (Diniyah dan Wathoniyah) 

Pemalang (Aswajanews.id) – Sebagai warga NU dalam berkhidmat memilik dia amanat yang sangat penting. Amanat yang pertama adalah amanat diniyah. Melalui amanat diniyah ini khidmah warga NU dalam menjaga agama Islam. Dalam menjaga agama ini kita harus hati hati dengan maraknya pemikiran dan aliran Islam yang menyesatkan. Saat sekarang sedang ramai di media Pondok Pesantren yang mengajarkan keilmuan yang tidak sejalan dengan idiologi Ahlussunnah wal Jamaah. Oleh karena itu dalam menjaga agama kita harus mendidik anak anak kita dengan ilmu agama yang benar di lembaga pendidikan yang jelas jelas berhaluan ahlusunah wal jamaah.

Kedua, amanat wathoniyah yaitu menjaga negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan semboyan harga mati. Amanat ini harus kita jaga sampai kapanpun. KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah sebagai pendiri NU sangat mencintai negara ini. Sebagai bukti kecintaan kepada tanah air NKRI sampai mengeluarkan maqolah, cinta tanah air sebagian dari iman. Pendiri bangsa ini sudah sepakat Pancasila sebagai dasar negara dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu sebagai warga NU kita rawat bangsa ini dengan sebaik baiknya.

Demikian disampaikan KH Nur Fuadi selaku Pengasuh Pondok Pesantren Ali Al Fuadiyah Pemalang dihadapan warga NU Jagalempeni Selatan Kec Wanasari Kab Brebes, Kamis 6 Juli 2023 pada acara Pengajian Umum.

Mustasyar MWC NU Bantarbolang menegaskan pentingnya persatuan dan kerukunan dalam kehidupan beragama. Menjelang pemilu 2024 kita jaga kerukunan dan ukhuwah nahdliyah. Jangan sampai karena pemilu kemudian terpecah belah. Semangat ukhuwah nahdliyan akan menjadi kekuatan perekat bangsa.

Amanat kebangsaan yang harus kita junjung bersama dalam kehidupan bernegara dengan Pancasila sebagai dasar negara. Sebagai warga NU dalam berkhidmat dua amanat tersebut menjadi komitmen dalam ber NU dan berbangsa, pungkas alumni Lirboyo tahun 2000.

Menanggapi pentingnya menjaga agama dengan idiologi Ahlusunah wal jamaah, Akhmad Sururi selaku Sekretaris MWC NU Wanasari memaparkan bahwa dirinya bersama santri putri PP Lirboyo sudah masuk pada lembaga pendidikan formal. Saat Ramadlan kemarin mereka diterjunkan pada lembaga pendidikan formal untuk memberikan pemahaman ilmu agama berbasis pesantren. Hal tersebut sebagai bagian menjalankan amanat keagamaan untuk para remaja setingkat SMA.

“Sudah saatnya santri santri terjun di lembaga pendidikan formal untuk menyebarkan ilmu pengetahuan agama Islam ala ahlus sunah wal jamaah. Kalau kita tidak segera masuk, maka pemahaman Islam garis keras akan mengisi ruang ruang pendidikan formal. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan untuk keselamatan aqidah anak anak kita,” imbuh Ahmad Sururi saat ramah tamah dengan Kyai Nur Fuadi. (Nuridin)