Sumedang (Aswajanews.id) – Dalam rangka memperingati hari jadi kota Sumedang yang ke 444, Pemda Sumedang, Dewan Kebudayaan Sumedang, Kawargian Kraton Sumedang Larang, Lembaga Adat, Organisasi Budaya, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Majelis Taklim menggelar acara Kirab Panji dan Mahkota Kraton Sumedang Larang, Minggu dan Senin (15-16/05/2022).
Kegiatan Kirab Panji dan Mahkota Kraton Sumedang Larang dimulai sekitar pukul 8.00 Wib Hari Minggu (15/05/2022) dengan titik awal berangkat dari Pendopo Kantor Kecamatan Darmaraja, kemudian melewati rute Kecamatan Cisitu, Kecamatan Situraja dan istirahat di Kecamatan Ganeas.
Hari kedua Senin (16/05/2022), Kirab dilanjutkan dari Kantor Kecamatan Ganeas menuju Kecamatan Sumedang Utara dan berakhir di Bale Agung Srimanganti Gedung Negara Sumedang
Hadir dalam acara kirab tersebut Dewan Kebudayaan Sumedang, Paguyuban Seniman dan Budayawan Sumedang, Jabursilan Kerta Pesona Kabupaten Sumedang, turut serta membantu unsur pengamanan dengan menyertakan 25 personil anggotanya.
Hadir pula perwakilan dari para Adipati beberapa wilayah diantaranya Cianjur, Sukapura, Cirebon, Subang, Garut, Bogor dan tokoh masyarakat adat Jawa Barat YM.H.Muh.Rohkim selaku Pemangku Gunung Nusantara dari Senopati Agung Kraton Purwonyoto Gunung Lawu turut menghadiri acara Kirab, saat dimintai tanggapan terkait acara ini menyampaikan :
Pertama, akan mempersatukan silaturahmi antar anak bangsa yang kaitannya dengan kerajaan-kerajaan.
Kedua, akan memperkaya budaya masing masing, intinya Kebhineka Tunggal Ika an ini sudah saatnya kerajaan-kerajaan ini bangkit untuk membangun bangsanya dengan cara mempersatukan budaya yang satu dengan yang lainnya.
Ketiga, kegiatan ini akan di tiru oleh kerajaan kerajaan lain sebagai giat nusantara, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai Budayanya.
“Apalagi kita ini ada sekian ratus bahasa dan sekian ratus budaya dan sebagainya, ini adalah moment yang tepat, semoga kerajaan kerajaan yang lain melakukan hal yang sama dengan cara dan adat budayanya masing masing, sehingga nanti akan muncul dengan budayanya,” ujar tokoh masyarakat adat Jawa Barat.
Karena menurutnya, jika budayanya tidak dilestarikan maka generasi penerusnya jelas tidak ada, makanya dari Sumedang ini dimulai dan akan diikuti oleh kerajaan kerajaan kecil lainnya, tidak hanya di Solo, Jogja.
“Saya mewakili Sepuh pini sepuh baik itu Pemangku Gunung Nusantara, baik itu mewakili dari Kraton Purwonyoto Gunung Lawu sangat berterima kasih atas terselenggara nya acara ini,” pungkasnya.
Lebih lanjut R. Suwondo selaku Ketua Umum Lidik Krimsus RI yang juga sebagai Panglima Keluhuran Galuh Pakuan Padjadjaran menyampaikan, dengan dilaksanakannya Kirap Pandji dan Mahkota Sumedang Larang merupakan Budaya Sejarah Bangsa, sehingga peninggalan upacara Kirab Pandji dan Mahkota Pusaka memberikan kisah cerita bahwa konon peradaban suatu wilayah di Sumedang leluhur kita pernah mengalami Kemasyhuran dan Kejayaan.
“Kita semua patut mendukung dan menyalakan lilin pelita kehidupan untuk terus menggali dan mengasah sejarah sebagai dasar kesadaran dan kepedulian kita untuk mengelola dan melestarikan warisan budaya (Heritage) ditanah Nusantara,” tutupnya. (Ik)