Kajian

Jam’iyyah Selasanan, Upaya Mendekatkan Masyarakat dengan Al-Qur’an dan Merajut Persaudaraan

BREBES (aswajanews.id) – Pengajian Jamiyahan yang berlangsung di pedesaan hingga kini tidak pernah sepi dan tetap lestari. Kegiatan Jamiyahan pada dasarnya sudah berlangsung sejak dahulu dengan semangat para ibu-ibu secara istiqomah pengajian jamiyahan dari hari Senin-Minggu akan ada saja, seperti halnya jam’iyyahan Ibu-ibu Selasanan di Kelurahan Gandasuli Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes hingga kini tetaplah eksis.

Ketua Jam’iyah Selasanan, Mba Wiwin dalam sambutannya mengatakan, Jam’iyah Selasanan berdiri setelah peresmian Musolla Al-Ikhlas pada tahun 2018 hal tersebut dikarenakan melihat antusias dari warga lingkungan musolah maka kemudian diadakan kegiatan jam’iyah setiap hari Selasa rutinan secara bergilir di rumah-rumah warga dengan bertadarus Al-Qur’an, Maulid Al-barzanji dan pembacaan Surat Yasin secara bersamaan.

Ibu Rodiyati selaku shohibul bait Jam’iyah Selasanan menyampaikan selamat datang di rumah kami, tentu kami sekeluarga sangat bahagia dengan kehadiran panjenengan semua. “Hari ini jamiyyah dilanjutkan kembali sekaligus acara halal bi halal, penyantunan para jompo-jompo dan fidyah,” paparnya.

Dalam mauhidoh hasanah Ustadz Didi Nurdiansyah kepada jamaah jam’iyyah Selasanan menyampaikan “Jadikan Jam’iyah selasanan ini sebagai wadah tempat untuk mencari ridho Allah SWT dan persaudaraan sesama manusia”. Demikian yang dikemukakannya di Jam’iyyah Selasanan di rumah Ibu Rodiyati Desa Gandasuli, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, pada Selasa (9/5/2023) sore.

Ust Didi juga menjelaskan keterangan di dalam Al-Qur’an Surat Al-Anfal ayat 1 Allah SWT berfirman:

فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ

Artinya: “Bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan kalian dengan sesama manusia.”

Lanjut menambahkan, penjelasan ayat di atas Allah SWT memerintahkan hambanya untuk bertakwa kepada-Nya, yang kemudian diikuti dengan perintah memperbaiki hubungan sesama manusia, yaitu menjalin cinta kasih dan memperkokoh kesatuan.

Ustadz Didi yang sekaligus Ketua PC JRA Team Lintang Sanga Brebes menceritakan sebuah kisah menarik yang patut kita renungkan, tentang kondisi seorang mukmin yang baik dalam berhubungan kepada Allah, namun suka menyakiti sesama manusia.

Suatu ketika Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya,

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

Artinya: “Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab; ‘Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.’ (HR. Muslim: 4678).

Diakhir ceramah Ust Didi Nurdiansyah memberikan Pesan kepada para jamaah tentu karena masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri dan momentum Halal Bi Halal, “Ku Maafkan Dirimu, dan Kau Maaf Kan Diriku,” pungkasnya. *(Pewarta: A’isy Hanif Firdaus/Pengurus LTN PCNU Kabupaten Brebes)