Pendidikan

Guru MDT Pewaris Ulama

Oleh : Akhmad Sururi (Wakil Ketua DPW FKDT Jateng)

Guru MDT (Madrasah Diniyah Takmiliyah) adalah tenaga pendidik yang memiliki tugas mendidik santri MDT. Tugas mendidik menjadi khidmah dan ibadah mulia, karena mewarisi tugas ulama dalam memberikan pencerahan dengan ilmu agama. Sebagai pewaris ulama seorang guru MDT memiliki akar geneologis keilmuan yang bersambung (sanad yang mutasil) sampai ke Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu kalau ada hadis Ulama pewaris para Nabi, maka Ustad secara tersirat adalah pewaris para Ulama dengan keilmuannya.

Mayoritas Guru MDT adalah alumni Pesantren terutama pesantren Salaf yang hanya mengajarkan kitab kuning. Namun belakangan ada beberapa guru MDT yang berlatarbelakang pesantren modern. Guru MDT yang lahir era kolonial masih banyak, sehingga mereka tidak mengenal beberapa istilah metodelogi pembelajaran. Apa yang mereka laksanakan dalam proses pembelajaran di MDT mengacu saat dirinya belajar di Pesantren Salaf.

Sebagai pewaris Ulama yang menjadi amanat adalah menyampaikan ilmu agama dengan benar.  Oleh karena itu keilmuan yang disampaikan oleh guru MDT memiliki dasar yang dipertanggungkan dunia akhirat. Disinilah kita diajari untuk mengambil ilmu dari seorang guru yang ilmunya bisa dipertanggungjawabkan. Saat sekarang orang bisa memahami agama bisa dengan berbagai cara, termasuk dengan medsos. Padahal keilmuan yang beredar di medsos kurang bisa dipertanggungjawabkan. Lain halnya dengan Guru MDT yang jarang mengenal medsos, karena masih banyak guru Madin yang terlahir saat kolonial.

Ilmu yang termaktub dalam kitab kuning merupakan warisan Ulama yang sungguh sangat berharga. Warisan tersebut tentu harus kita jaga dengan sebaik-baiknya agar pemahaman keagamaan Islam tetap lurus pada garis tengah (washatiyah) tidak dibelokan ke kanan atau ke kiri. Oleh karena itu sesungguhnya guru MDT yang mewarisi ilmunya para Ulama sangat berperan besar terhadap perkembangan pemahaman agama Islam di Indonesia.

Ketika saat ini Guru MDT menanamkan pemahaman keagamaan yang moderat terhadap peserta didik dengan berbasis kitab kuning, maka memasuki dewasa kelak akan terpatri pemahaman tersebut. Ini yang harus kita pertahankan sampai kapanpun dalam rangka menjaga Indonesia dan menjaga Islam. Guru MDT dalam interaksi pembelajaran menjadi bagian dari menjaga Islam, dan menjaga Islam secara otomatis menjaga Indonesia dengan kemajemukannya.

Pendidikan dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru MDT menjadi bagian dari proses mewujudkan generasi yang berakhlakul karimah. Ilmu dan akhlak menjadi satu paket yang sangat berguna untuk masa depan generasi bangsa. Oleh karena itu, mewarisi ilmu secara beririsan juga mewarisi nilai nilai akhlakul karimah. Inilah yang kita kenal dalam dunia pendidikan di Indonesia disebut dengan pendidikan karakter. Karakter religius merupakan inti pokok yang dibangun dalam proses pembelajaran di MDT. Dengan demikian Guru MDT menjadi garda terdepan dalam menjaga warisan ilmu dan akhlak untuk disampaikan kepada seluruh generasi bangsa di negeri Indonesia. (*)

www.youtube.com/@anas-aswaja