Pendidikan

Sekolah di Sukabumi Mulai Berlakukan PTMT 100 Persen

Sukabumi (Aswajanews.id) – Sukabumi Sudah menerima surat edaran dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI melalui Dinas pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Dalam keterangannya, mulai Januari 2022, satuan pendidikan pada level 1, 2, dan 3 PPKM wajib menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas penuh atau 100 persen.

“Kalau melihat dari syarat untuk menggelar PTMT penuh, Kota Sukabumi sudah masuk. Kita sudah menerima surat keputusan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi sudah bisa melaksanakan PTMT penuh di tahun ini,” terang Kasi Pelayanan KCD Pendidikan Wilayah V Provinsi Jawa Barat, Asep Budrah.

Dalam hasil surat yang diterima tersebut, ada beberapa ketentuan untuk bisa menggelar PTMT 100 penuh. Seperti misalnya untuk kategori Level 1 dan 2 penerima vaksinasi dosis 2 untuk Pendidik dan tenaga kependidikan harus lebih dari 80 persen.

Sementara penerima vaksinasi Covid-19 dosis 2 untuk lansia, lebih dari 50 persen. “Untuk dosis penerima vaksinasi Covid-19 dosis 2 untuk pendidik dan tenaga kependidikan serta lansia, alhamdulilah untuk Sukabumi sudah lebih dari 80 dan 50 persen,” ucapnya.

Pada semester dua tahun ajaran 2021/2022 ini, pelaksanaan PTM masih dilakukan secara terbatas. Hanya saja, ada beberapa aturan yang terbaru. Misalnya jika sebelumnya PTMT ini dilaksanakan seminggu tiga kali, namun untuk di PTMT Terbatas penuh bisa dilakukan pembelajaran setiap hari.

Begitu juga untuk jumlah murid dalam satu kelas yang biasanya hanya diisi 50 persen, sekarang bisa diisi 100 persen. Kemudian jam pelajaran sekolah yang biasa hanya 4 jam, sekarang bisa 6 jam dalam satu hari.

“Jadi yang dimaksud PTMP Terbatas penuh ini tetap untuk terbatasnya ada, karena kita harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat seperti menjaga jarak, menggunakan masker, hingga rajin mencuci tangan. Hanya saja yang membedakan di teknis pelaksanaannya yang biasa seminggu tiga kali, ini bisa dilakukan setiap hari. Begitu juga jumlah murid dalam satu kelas. Intinya tidak ada lagi pembelajaran secara daring dan luring, tetapi full melaksanakan tatap muka,” jelas Asep. (Saragih)