Brebes (Aswajanews.id) – Pondok pesantren adalah sebuah tempat menuntut ilmu khusus tentang agama baik ubudiyah maupun mu’amalah sesuai syar’i. Pondok pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan keagamaan paling tua yang tumbuh secara swadaya dan berkembang di kalangan masyarakat Islam di Indonesia.
Pondok Pesantren Al Ba’agil beralamatkan di Desa Lemahabang Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes dipimpin oleh Habib Umar Gaurap Al Attas berdiri dari tahun 2016. “Kegiatan kita selaku santri dari bangun tidur sampai tidur itu dibimbing terus secara islami, misalnya sholat fardhu itu wajib berjamaah di masjid pondok pesantren tersebut,” jelas Andi Purnomo santrinya.
“Setelah sholat subuh tahfidz atau hapalan alqur’an kemudian sarapan bersama, mempersiapkan berangkat ke sekolah formal sampai siang, sepulangnya hapalan lagi,sholat ashar berjamaah kemudian mengaji pasaran kitab salafi/kuning sampai jam 5 sore,” ucapnya.
“Dari jam 5 sore sampai magrib kegiatan tadarus persiapan sholat berjamaah magrib dilanjutkan aurod sampai sholat isya berjamaah, jam 20.00- 22.00 khusus kegiatan mengaji kitab kuning dilanjutkan istirahat tidur sampai dibangunkan jam 03.00 malam untuk melaksanakan kegiatan sholat sunah qiyamullail sampai sholat subuh berjamaah, ” jelasnya.
“Saya menimba ilmu dipondok pesantren ini berharap pada Allah kedepannya menjadi insan yang berguna bagi diri saya pribadi dan secara umum bermanfaat bagi oranglain masyarakat luas,” harapnya.
Habib Umar Gaurap Al Attas pengasuh Pondok Pesantren Al Baagil mengatakan, pondok pesantren ini didirikan pada tahun 2016 dengan modal menjual aset-aset tanah miliknya semua untuk membangun pondok ini. Pondok Pesantren Al Ba’agil Lemah Abang Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes dibangun tanggal 24 Januari 2016, kegiatan disini sudah jelas saya wajibkan santri shalat fardhu berjamaah, sholat sunah qiyamullail dan sholat sunah lainnya.
“Saya sediakan fasilitas diantaranya masjid,asrama putra dan asrama putri, aula, koperasi, perpustakaan dan kantor sekretariat pondok pesantren,” lanjutnya.
“Santri berasal dari daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah,saat ini saya lagi membangun sebuah gedung pendidikan formal dengan maksud tujuan supaya santri bisa dilayani dengan pendidikan formal dilingkungan pondok pesantren yang saat ini santri masih di luar lingkungan pesantren,” harapannya.
”Pemerintah daerah maupun pusat yang terpenting saat ini untuk mengetahui keberadaan pondok pesantren ini dan mengakuinya,” harapnya. (Koresponden : Dedi Sumantri)