BREBES (Aswajanews.id) – Rencana libur Ramadhan untuk lembaga pendidikan formal penuh terus mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak. Beberapa opsi untuk mengisi Ramadhan yang sarat dengan muatan religius bermunculan dari komunitas ormas keagamaan. Prinsipnya Ramadhan menjadi bulan yang penuh ibadah ingin disandingkan dengan peserta didik untuk membiasakan beribadah.
Menanggapi hal tersebut, Akhmad Sururi Wakil Ketua DPW FKDT Jawa Tengah mengatakan, wacana yang digulirkan oleh Kementerian Agama sangat positif untuk lebih mendekatkan peserta didik pada kegiatan keagamaan. “Libur penuh selama Ramadhan sangat baik untuk lebih mendekatkan peserta didik formal kepada kegiatan keagamaan dan ibadah. Kalau Pesantren Salaf dan Madrasah Diniyah sudah menjadi tradisi saat Ramadhan pasti libur. Untuk Pesantren diganti dengan pengajian pasangan atau kilatan. Pesantren dan Madin selama sebelas bulan dalam proses pembelajaran 100 presen mengajarkan Ilmu agama Islam. Sementara lembaga pendidikan formal pendidikan keagamaan Islam hanya beberapa jam pelajaran. Oleh karena itu wacana libur penuh bulan Ramadhan kita sambut dengan baik,” kata Akhmad Sururi di Brebes, Kamis (2/1/2025).
Namun demikian, lanjut alumni Lirboyo, Sekolah dan Madrasah harus melakukan kerjasama dengan lembaga ormas keagamaan untuk mengisi kegiatan selama bulan Ramadhan. Anak anak tidak dibiarkan libur total dari kegiatan pembelajaran. Harus ada kegiatan positif, termasuk pembelajaran keagamaan dan praktek Ibadah untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan penghayatan dalam beragama.
Menurut Akhmad Sururi, penguatan pendidikan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam Perpres No 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter bisa dijalankan penuh dalam bulan Ramadhan. Karakter keberagamaan perlu kita perkuat di lingkungan pendidikan formal. Munculnya tawuran di dikalangan pelajar dan tindakan kriminalitas disebabkan karena lemahnya karakter keberagamaan.
“Selama ini dalam bulan Ramadhan ada kegiatan Pesantren kilat dalam beberapa hari. Nanti kalau liburan penuh selama bulan Ramadhan sebaiknya diganti dengan nama Pesantren Ramadhan. Durasi kegiatan selama Pesantren Ramadhan difokuskan kepada pemahaman keagamaan (tafaquh fiddin) dan rutinitas ibadah wajib dan sunah keseharian,” lanjut alumni Lirboyo.
“Kita berharap ormas keagamaan terpanggil untuk ikut bersama sama mengisi kegiatan Pesantren Ramadhan. Lembaga pendidikan formal bisa menjalin kerjasama dengan ormas keagamaan setempat untuk melaksanakan kegiatan Pendidikan Ramadhan. Termasuk organisasi alumni Pesantren bisa ikut terlibat dalam kegiatan selama bulan Ramadhan. Santri dari Pesantren Salaf yang Senior bisa ikut andil menjadi tutor,” pungkas Akhmad Sururi. (Red)