Kajian

Menakwil Termonologi “Nuzul Alquran”

31
Oleh : A. Miftahussalam

Alquran adalah kalam Allah SWT. Menurut ahlussunnah wal Jama’ah, Kalam Allah Swt tidak ada wujudnya secara fisik. Kalam-Nya tanpa bunyi dan tanpa huruf. Walau demikian, Allah swt kemudian merepresentasikan kalamnya dalam wujud Alquran. Alquran sendiri menggunakan bahasa Arab yang terangkai dari huruf hijaiyah. Ketika huruf tersebut dibaca maka akan mengeluarkan bunyi atau suara. Dan dengan “huruf dan bunyi” tersebut, Alquran kemudian bisa pahami maknanya.

Kalam tanpa huruf dan suara dalam wujud Alquran Allah swt “tulis” di Lauh Mahfuz. Tujuannya agar malaikat Jibril bisa meng-“copas”-nya Baru kemudian di-delivery secara bertahap ke nabi Muhammad saw. Namun, sebelum sampai ke nabi, Alquran 30 juz transit dulu di baitul izzah, gerbang besar menuju langit dunia.

Namun ada pendapat yang mengatakan bahwa Malaikat tidak “meng-copas”, namun diajarkan langsung oleh Allah swt. Malaikat Jibril berjumpa dengan Allah swt. Dan dengan kuasa-Nya, malaikat “tiba-tiba” saja bisa memahami Alquran tanpa huruf dan suara.

Jika Alquran adalah kalam Allah swt., maka kalamnya inheren dalam diri Allah swt. Ulama ahlussunnah menyebutnya kalam nafs. Sementara kalam merupakan satu diantara beberapa sifat Allah swt yang wajib ada dalam zat-Nya. Namun sifat tersebut bukanlah dzat Allah.

Jika kalam-Nya inheren dalam diri Allah swt., tentu ia tidak bertempat sebagaimana zat-Nya. Allah Swt tidak menempati ruang dan waktu. Dengan demikian tidak layak mengatakan kalam Allah swt turun (nuzul), sementara turun identik dengan perpindahan tempat, dari atas ke bawah. Atau perpindahan dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Oleh sebab itu, term “nuzulul quran” tidak bisa dimaknai secara hakiki. Itu hanya ungkapan majazi saja. Tempat tinggi hanya “simbol” keluhuran zat yang mahakuasa, sedangkan tempat yang rendah ada simbol kelemahan hamba-Nya.

Agar term nuzul lebih tepat maknanya, para ulama kemudian melakukan takwil. Term nuzul dipalingkan ke makna yang lain, yakni makna i’lam. Turun itu artinya Allah swt memahamkan, menginformasikan, atau mengajarkan Alquran kepada malaikat dan nabi-Nya.

Takwil seperti ini diklaim oleh ulama lebih relate dengan visi utama turunnya Alquran. Disaat yang sama akidah kita selamat dari akidah tajsim. ***

www.youtube.com/@anas-aswaja