Profil

Inspirasi Wanita Indonesia, Ini Profil Susi Pudjiastuti

Dalam era modern saat ini perempuan dituntut untuk selalu memiliki tanggungjawab akan kehidupannya, salah satunya yaitu kecerdasan baik dalam mengambil keputusan di dalam hidupnya atau yang lainnya. Berbicara mengenai inspirasi, menurut Weiner, motivasi atau inspirasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.

Kisah hidup seorang perempuan yang memiliki kecerdasan dan perjuangan, menjadi salah satu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia terutama kaum perempuan sendiri. Karena dengan adanya inspirasi tersebut, perempuan Indonesia akan lebih mudah untuk merealisasikannya di dalam kehidupannya.

Salah satunya yaitu Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang menginspirasi perempuan Indonesia, terutama dalam hal kecerdasan dan gaya hidupnya yang berani, cerdas, dapat membuat keputusan, serta menghargai sesama.

Susi Pudjiastuti merupakan salah satu dari 34 Menteri yang terpilih di Kabinet Kerja Jokowi JK periode 2014-2019. Ia resmi menjabat sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan semenjak tanggal dilantik pada 27 Oktober 2014. Meski hanya tamatan SMP, Susi mampu menjadi pengusaha sukses berkat memulai bisnis di bidang perikanan.

Susi memulai karirnya dengan menjadi CEO Susi Air dan PT ASI Pudjiastuti Marine Product yang bergerak dalam bidang ekspor hasil-hasil perikanan. Susi Air sendiri didirikan atas inisiatifnya untuk membantu kelancaran transportasi yang mendukung bisnisnya di bidang hasil perikanan.

Susi Pudjiastuti lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa Barat. Dengan orang tua yaitu Haji Ahmad Karlan dan ibunya bernama Hajah Suwuh Lasminah. Susi dibesarkan dari sebuah keluarga pebisnis yang cukup disegani di sana.

Kehidupan mereka dapat dikatakan sebagai orang yang berkecukupan bahkan lebih, karena orang tuanya adalah seorang pengusaha yang sukses. Walaupun demikian Susi tidak menjadi anak yang manja dan hanya menghabiskan fasilitas yang disediakan.[1]

Pada saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Susi memutuskan untuk keluar dari sekolah dikarenakan ia merasa tidak cocok dengan pendidikan formal, walaupun keputusan yang ditentang oleh keluarga tetapi Susi tetap melanjutkan keinginannya. Setelah keluar dari sekolah Susi pun memulai usaha[2].

Awalnya ia memulai usahanya menjadi bakul ikan di Pangandaran di tempatnya tinggal, tetapi kemudian bisnisnya mulai meluas hingga sampai ke luar daerah dan luar negeri. Dengan segala usaha yang dilakukannya akhirnya Susi dapat membeli pesawat pribadi bernama Susi Air.

Lalu Susi pun diangkat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia. Di sana ia memiliki banyak sekali ide dan program-program yang dijalankan dengan baik untuk kemajuan kelautan dan maritim Indonesia.

Inspirasinya Bagi Perempuan Indonesia

Perempuan yang cerdas

Pada saat berbisnis ibu Susi dikenal sangat cerdas dalam melihat peluang yang ada di depannya. Yang pada akhirnya menghantarkan beliau menjadi salah seorang perempuan yang hebat dalam dunia bisnis, terutama dalam hal bisnis hasil kelautan. Pada saat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pun ibu Susi memiliki segudang ide untuk pengembangan kelautan dan maritim Indonesia.

Mulai dari kebijakan mengenai kapal asing yang masuk ke Indonesia hingga penenggelaman kapal untuk membuat efek jera kepada orang-orang yang ingin melanggar peraturan di Indonesia khususnya bidang kelautan dan perikanan. Ibu Susi pun mendapat banyak gelar yang diberikan kepadanya, salah satunya yaitu gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.[3]

Semangat pantang menyerah

Buku karya Ahmad Farid, yang berjudul Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Susi Pudjiastuti. Mengingatkan kita akan sosok ibu Susi Pudjiastuti yang merupakan wanita tangguh dengan semangat pantang menyerah yang tinggi.

Hal itu dapat terlihat, saat beliau masih kecil sering kali ikut membantu para nelayan yang ada di dekat tempatnya tinggal yaitu di Pangandaran, Jawa Barat untuk mencari ikan. Beliau juga memiliki kedisiplinan akan waktu belajar, yang di mana ia sudah mulai belajar sejak pukul 3 dini hari dan kemudian setelahnya beliau akan membantu ibunya bersih- bersih, hingga waktu pergi sekolah tiba.

Selalu berpikir untuk tidak memandang segala sesuatu berdasarkan gender. Karena kita semua memiliki kekuatan yang sama baik laki-laki maupun perempuan. Serta perempuan juga berhak untuk memimpin suatu perusahaan atau suatu lembaga, Karena yang dibutuhkan untuk keberhasilan suatu bisnis adalah bagaimana cara pemimpinnya memberikan ide dan masukan untuk keberhasilan bisnisnya, bukan berdasarkan gender ataupun usia.

Menurut Rianingsih Djohani bahwa yang dimaksud dengan gender adalah pembagian peran, kedudukan dalam tugas antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma-norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat[4].

Dan juga dalam buku ini kita dapat melihat bahwa menjadi seorang ibu bukankah tantangan untuk menjadi seorang pebisnis. Karena perempuan memiliki kehebatan untuk mengurus keduanya dalam satu waktu, yaitu menjadi seorang ibu sekaligus seorang pimpinan.

[1] Farid, Achmad. 2019. Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Susi Pudjiastuti. Yogyakarta: Checklist media. Hlm. 6-8.

[2] Tuti Adhayati, Tanti Amelia. “Dari Ibu Susi Melalui Lautan Untuk indonesia”.https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://budi. kemdikbud.go.id/buku/pdf. Hlm 7-8.

[3] Farid, Achmad. 2019. Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Susi Pudjiastuti. Yogyakarta: Checklist media. Hlm. 200

[4] Nan Rahminawati. 2001. “Isu Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan (Bias Gender)”. https://www.google.com. Hlm. 274.

*Penulis : Adawiyah, Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari