Berita setiap hari begitu banyak permasalahan bangsa ini. Sepertinya kita belum lama mendengar ada Hakim yang disuap? Kemudian ditemukannya uang di salah satu oknum? Penangkapan korupsi dari mulai berkaitan dengan rel kereta hingga tambang, dan ada lho orang di Indonesia merugikan negara ratusan triliun vonis Hakim 6,5 tahun.
Kalo saya disuruh memberi saran? Saya cuman bilang ga papa, lanjutin saja mumpung masih berkuasa nimbun kekayaan sebanyak-banyaknya siapa tahu mau nyaleg atau nyalon presiden ente? Heuheuehu
Saran yang saya ungkapkan sepertinya cerminan sikap permisif anak bangsa. Tapi di zona yang lama didalamnya penuh dengan ketimpangan terasa adem ayem tapi perasaan ketidakadilan pelan-pelan terasa, kemudian masuk ke sanubari, kemudian perasaan itu menjadi perasaan kolektif. Kita menyadari bangsa ini memang bangsa yang masih muda untuk ukuran sebuah negara yang lahir 1945. Presiden saja baru 8 orang. Tapi itu bukan menjadi alasan pembenaran berbagai sistem yang buruk.
Rasa permisif itu secara natural terucapkan oleh masyarakat, dari mulai meminjam Bahasa Tegal, “Pan belih temen?” Atau orang sunda berkata “bae weh”. Rasa kecewa begitu berat tapi taka da hal yang bisa dilakukan secara signifikan, akhirnya ungkapan rasa permisif itu secara natural muncul.
Uangkapan optimis dilakukan oleh orang yang katanya pinter berkuasa “…Kita akan menjadi Negara dengan Ekonomi Terbesar” atau “..Kita akan menjadi Indonesia Emas 2045..”. orang seperti saya yang mendengar, mengatakan “Indonesia emas mbahmu”.
Mau berbicara kesejahteraan rakyat, mau bicara ekonomi rakyat, omong kosong! Pusat permasalahannya di Jakarta. Uang berhenti di sana, sirkulasi tidak lancar, sehingga ketimpangan tinggi. Gausahlah gimmic, toh kalian juga lagi ketar-ketir, gimana caranya menyelematkan diri sendiri dari operasi lawan politik. Bom waktu bagi kalian adalah ketangkep Jaksa atau KPK. Yang menjadi focus utama adalah naik ke jabatan lebih tinggi, atau mengamankan posisi sekarang hingga pemilu yang akan datang. Terkumpul 20-30 M, terus nyaleg lagi periode depan agar kepilih. (*)