Pelayanan Publik

Gubernur Jatim Tutup Pintu Masuk Pekerja Migran Singapura dan Malaysia

Surabaya (Aswajanews.id) – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berupaya untuk menutup semua pintu masuk dan akses bagi pekerja migran Indonesia (PMI) atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pulang dari Singapura dan Malaysia masuk ke wilayah Jawa Timur, seperti dikutip Jawa Pos, Selasa (30/11/2021).

”Koordinasi dengan kabupaten/kota yang menjadi perlintasan harus kita koordinasikan bersama dan komunikasikan. Sangat mungkin mereka masuk melalui kapal dan lanjut dengan domestic flight dan sebagainya,” ungkap Khofifah.

Khofifah menyebut varian baru Covid-19 yakni AY.4.2 yang sudah terdeteksi di Malaysia dan Singapura. Untuk itu, dia meminta kepada kapolda dan pangdam membantu koordinasi dengan pemda tempat transit perihal wilayah perlintasan antar provinsi.

Kedatangan para PMI disinyalir melalui pelayaran dilanjutkan penerbangan domestik. Terlebih ketika penerbangan internasional melalui Bandara Internasional Juanda masih ditutup. Selain bentuk kewaspadaan di area pintu masuk, Khofifah juga menyatakan kabupaten/kota harus segera menyiapkan operasi yustisi secara random utamanya sebagai kesiapsiagaan menjelang Nataru. ”Kondisi antisipatif ini menjadi format untuk bersiap mengantisipasi Natal dan tahun baru,” ungkap Khofifah.

Dia mengatakan, meski gelombang kepulangan PMI yang masif ini belum terjadi, tindakan preventif dan pengawasan sudah harus digencarkan. Terutama dari jalur Malaysia ke Indonesia yang bisa melalui banyak pintu.

”Bisa dengan pendekatan kultural serta kearifan lokal lainnya. Saya rasa seluruh kepala daerah kabupaten/kota pasti paham dan memiliki caranya tersendiri dalam melakukan upaya akseleratif yang inovatif tersebut,” ujar Khofifah.

Khofifah pun turut mengajak kabupaten/kota di Jatim untuk menjaga dan meningkatkan vaksinasi, serta secara akseleratif menggenjot vaksinasi untuk lansia. ”Harus ada akselerasi, perlu ada percepatan yang didorong. Baik itu vaksinatornya ditambah, tenaga adminnya, layanannya ditingkatkan, kita harus bersinergi bersama untuk mengatasi semua kendala,” terang Khofifah.

Khofifah berharap, seluruh elemen strategis di Jawa Timur dapat mengambil langkah antisipasi khususnya dalam menghadapi Nataru. Sehingga, tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

”Nataru harus diantisipasi, maka perlindungan dan keselamatan masyarakat harus dimaksimalkan. Semua Pemda dan jajarannya telah bekerja keras dalam memulihkan berbagai sektor di Jatim. Dengan ini semua ikhtiar yang kita lakukan insya Allah komprehensif,” kata Khofifah. (Humas Pemprov Jatim)