Dzikir La haula wala quwwata illa billah atau Hauqolah, menjadi tema ngaji yang penulis tulis kembali pada acara ngaji putaran ke-252 thorikoh Sadziliyah Kabupaten Brebes di Masjid At-Taqwa Bangsri Bulakamba Brebes yang diasuh oleh KH. Subhan Ma’mun.
Nasehat ataupun motivasi yang penulis dapatkan dalam mengikuti kegiatan mengaji bersama KH. Subham Ma’mun yang disadur dalam Kitab Kifayatul atQiyah Wa Minhajul Auliya, karya Sayyid Bakrul Makky bin Sayyid Muhammad Satho Ad Dimyati, halaman 119 adalah sebagai berikut :
Pertama, diawali dengan kegiatan halal bihalal, permohonan maaf KH. Subhan Ma’mun atas kesalahan dan kekurangan dalam kegiatan thorikoh yang selama ini berjalan. “Kalaupun banyak kekurangannya mohon dimaafkan, nggih,” kata KH. Subhan Ma’mun. Para jamaahpun menjawab “Nggih.”
Kedua, KH. Subhan Ma’mun mengajak kepada para jamaah yang ikut mengaji thorikoh, untuk sedikit melakukan perbuatan dosa, karena manusia tidak bisa lepas dari yang namanya melakukan dosa. Dengan sedikit atau meminimalkan berbuat dosa akan membuat ruh selamat dari berbagai hal.
Ketiga, mengingatkan para jamaah untuk menjaga agamanya. Apabila agamanya terlihat kurang kokoh maka perbanyaklah membaca sholawat, agar agama yang dianutnya menjadi kuat. Keberkahan sholawat akan menjaga agama yang dianut, dengan banyak membaca sholawat pula dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah SWT.
Keempat, selalu untuk mengoreksi diri. Artinya tingkahlaku manusia yang mampu menghindari dari perbuatan maksiat dan melaksanakan ibadah semata-mata karena mendapat kekuatan dan pertolongan dari Allah SWT.
Tidak ada rekayasa apapun kepada manusia kecuali Allah Swt yang selalu menjaganya.
Kelima, menjaga keseragaman. Pakaian yang dipakai dalam bertorikoh adalah salah satunya untuk menjaga keseragaman, saling menghormati dan menjunjung kebersamaan, tidak bermahal-mahal ria dalam mengikuti pengajian thorikoh. Dengan pakaian yang sama, saat akan duduk bersama tidak terasa canggung lagi, semakin nyaman dan akrab serta timbul kebahagiaan dalam berkelompok dimanapun tempatnya.
Keenam, ada peringatan yang sangat jelas dari KH. Subhan Ma’mun. Sebuah larangan tidak boleh membuat kerusakan di muka bumi. Seperti melakukan anarkis, pembakaran, pengeboman, karena hal tersebut jelas tidak ada manfaat dan sangat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Musuh seorang adalah orang yang telah berbuat dholim pada dirinya dan orang lain. Oleh karena itu kita tetap bersyukur sampai hari ini masih mampu meninggalkan maksiat dan taat kepada Allah Swt.
Ketujuh, memperbanyak membaca La haula wala quwwata illa billah, karena hal tersebut menjadi simpanan di surga dan didalamnya juga ada obat untuk 99 penyakit. Termasuk menghilangkan kesusahan dan ingin mendapatkan rizki yang berkah.
Berdzikir merupakan perbuatan ikhlas dalam rangka menghendaki dekat dengan Allah Swt. Berdzikir tidak harus mengetahui faedahnya. Kalau berdzikir mengetahui faedahnya, dikhawatirkan niatnya karena yang lain bukan karena Allah Swt. Sebagaimana filosopi seorang petani yang menenggelamkan biji saat menanam, hal ini dilakukan agar biji tidak kelihatan dan bertujuan pula agar tanaman tumbu dengan subur dan baik.
Adapun sahabat Nabi yang disuruh oleh Rasulullah untuk membaca La haula wala quwwata illa billah adalah Auf bin malik dan beliau langsung mendapatkan apa yang diinginkannya. Wallahu’alam bishowab.
(Lukmanrandusanga, 21 Mei 2023)