Beranda Opini Bisik-Bisik Suami Istri Kok Pake Toa Gus Yaqut

Bisik-Bisik Suami Istri Kok Pake Toa Gus Yaqut

Seorang teman di WAG (Whatsapp Group) menelfon saya. Dia bilang itu Menteri Agama kok ngeyel begitu kang. Kenapa emang?, Sudah bikin geger jagat Nusantara ini eh gak ngaku salah, apalagi minta maaf. Mana karakter kenegarawanannya. Mana jiwa ke islamanya? Ia mengatakan bahwa obrolannya tentang Kemenag hadiah spesifik untuk NU adalah obrolan internal antara dia dengan beberapa staf di Kemenag.

Ibarat bisikan sepasang suami istri “dunia ini milik kita berdua yang lain cuma ngekos”. Lalu dia nuduh bisikan itu digoreng-goreng sampai viral ke sana sini. Padahal yang cerita soal bisikan itu dia sendiri di Webinar PBNU dalam rangka Hari Santri Nasional 2021.

Ini kan ibarat bisik-bisik pake TOA masjid ya kedengar orang atuh. Yang ngekos juga bakal tersinggung, bisa bisa lalu hengkang. Dia bilang masalah internal NU tapi muncul dalam debat soal tagline Kemenag Ikhlas Beramal. Ya itu mah bukan internal NU atuh. Di sana pan banyak staf yang bukan NU. Kalau ngobrol masalah NU mah di markas NU saja. Lalu wanti-wanti “jangan bilang siapa-siapa”. Ini malah Yaqut sendiri yang cerita ke banyak orang.
Setelah banyak tanggapan kiri kanan,muka belakang atas bawah , baru dia beri penjelasan. Yang ga jelas juga tuh kang. Memang cuapan Menag Yaqut kemudian bergulir bagai bola liar. Menggelinding kian kemari’.

Tanggapan bernada prihatin, kecewa bahkan marah, datang dari berbagai arah. Dari pengamat, politisi, organisasi seperti MUI, Muhammadiyah bahkan dari PBNU sendiri. Ketua MUI Sumatra Barat bilang silahkan ambil tuh Kemenag kami di luar saja dan akan bersikap. Tuan-tuan tidak dapat mengendali kami, kata Buya Gusrizal Gazahar yang lulusan Al Azhar Cairo itu.

Wakil Ketua MUI Pusat Dr KH Anwar Abbas bilang bubarkan saja tuh Kemenag.Ketua Umum PP Muhammadiyah Chaidar Nasir bilang tuh Menag belum Aqil baligh. Sekjen PBNU Helmy Faizal Zaini mengaku NU tidak setuju ucapan Menag itu. Itu ucapan kurang bijak dalam perspektif membangun spirit kebersamaan. NU tidak akan jumawa meski mungkin ada sedikit peran berkait dengan terbentuknya Kementerian Agama. Misalnya dalam perubahan piagam Jakarta.

NU sadar banyak pihak berpikir dan berbuat untuk itu. Komentar berkonten kesal dan marah juga seliweran di medsos. Di Twitter saja dalam sehari muncul 4.827 cuitan. Tidak dapat dihindarkan taggar “pecat Yaqut” pun terdengar menggelegar. Tak kurang pula dari mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla ikut memberi “fatwa”.

Kemenag itu hadiah untuk semua agama di republik ini. Semua ormas Agama harus dinaungi, kata ketua Dewan Masjid itu. Tapi diatas semua itu diatas komen kecewa, prihatin dan marah seorang tokoh NU malah menyalahkan Presiden’ Jokowi. Kenapa demikian? Kata sang tokoh itu, Habil Noval Assegaf , Presiden mengangkat Menag yang bukan ahli. Dia itu, Yaqut maksudnya tak hanya bukan ahli, ngerti tugasnya saja enggak. Oohhh gitu ya Habib . Susah juga pegang hak prerogatif itu ternyata. Kata orang Sunda mah bisa , “Tamiang meulit ia bitis atau nangkeup nawa eunyeuh.*