Pelayanan Publik

Pemkot Cimahi Atasi Masalah Sanitasi, Demi Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

Pj Walikota Cimahi Dr. Ir. Dicky Saromi, M.Sc meresmikan pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) dan Terpadu (SPALD-T)

CIMAHI (Aswajanews.id) – Pemerintah Kota Cimahi terus berupaya menuntaskan program prioritasnya, yaitu pembangunan sistem pengelolaan air limbah domestik setempat (SPALD-S) dan Pusat terpadu (SPALD-T) bagi masyarakatnya. Hal itu dilakukan demi meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pengembangan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) dan pengolaan limbah domestik lainnya.

Kegiatan peresmian dan penandatangan yang dilakukan hari ini merupkan kegiatan lanjutan didalam menata sejumlah instalasi pengelolaan air skala pemukiman dan tangki septic tank di sejumlah wilayah di kota Cimahi. Demikian ungkap, Pj Walikota Cimahi Dr. Ir. Dicky Saromi, M.Sc dalam sambutannya berkaitan dengan  program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) DAK TA 2024 di Kantor RW 04 Baros, Jln. Sukimun III, Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis (19/12).

“Apa yang kita lakukan hari ini merupakan salah satu program prioritas di Kota Cimahi. Dimana upaya tersebut kami lakukan dalam rangka menuntaskan sanitasi masyarakat, terutama kesediaan MCK. Dengan mengupayakan agar semuanya dalam kategori yang layak dan aman,” ungkap Dicky usai meninjau langsung titik-titik pembanguan septic tank di sekitaran tempat acara.

Diungkapkan pula, hampir sebagian besar masyarakat Kota Cimahi sebetulnya sudah mempunyai kategori sanitasi kesehatan yang baik, tetapi dari data ada sekitar 120 ribu rumah tangga yang ada di Kota Cimahi, ada sekitaran 18 ribu diantaranya, belum memiliki kategori MCK yang layak dan aman.

Pada intinya kurang lebih 14 persen belum memiliki kategori aman dan layak. Contoh di kelurahan Baros ini dari 489 ribu rumah ada, 129 rumah yang belum memiliki septi tang yang aman dan layak dan itu terlihat dari berapa buangan septi tanknya, tinjanya yang tidak masuk ke dalam septic tank, akan tetapi dibuang ke dalam saluran atau sungai yang ada. Ini tentunya yang harus kita benahi. Karena bagaimanapun juga pembenahan sanitasi ini akan memberikan kemanfaatan bagi kebersihan lingkungan dan kesehatan lingkungan, secara khusus rumah tangga.

Berkaitan dengan hal ini, maka kami ditahun 2024 ini, terus berupaya mengatasinya melalui beberapa dana yang ada, baik yang kita lakukan bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yg kita dapatkan dari dana itensif fiskal, juga kita lakukan dari dana APBD Kota Cimahi. Selain itu, dari CSR, seperti BJB, BRI dan lainnya, serta berasal dari Kementrian PU. Oleh karena itu, dengan dana dan anggaran yang ada, mudah-mudahan kita terus mengurangi ketidak layakkan dan ketidaknyaman septi tang yg ada di masyarakat, dan mencegah pencemaran lingkungan yang makin meluas, sehingga limbah domestik, tidak mencemari tanah, aliran sungai serta sumber air lainnya.

Kendala yang selama ini menjadi budaya masyarakat sudah tidak ada, tetap semua sudah tersadarkan tentang pentingnya sanitasi. Akan tetapi yang menjadi kendala ada di ketersediaan ruangnya. Lahan menjadi hambatan fisik di lapangan yang membuat rekayasa atau Engineering dalam penangananya dan saya melihat salah satu bukti disini, bisa kita lakukan, contoh tadi  ada septik tang yg bisa diluar rumah, kemudian untuk fentilasinya bisa dibuat diluar rumah ada juga yg masih didalam rumah dan kotruksinya disesuaikan dan seterusnya.

“Sy liat ada perbaikkan yg significan, salurannya menjadi bersih dan tidak tercemar buangan tinja ke sungai Cimahi, karena itu merupakan sungai andalan kita dan sungai yang melewati Kota Cimahi yang dimanfaatkan debitnya untuk PDAM kota Cimahi,” tutur Dicky.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Endang ketika dimintai komentarnya berkaitan dengan progresnya, beliau menuturkan, berdasarkan data dari 124 ribu rumah dikota Cimahi, ada sekitaran 18 ribu rumah yang memiliki septic tank yang layak dan aman, layak dalam artian tidak lagi dibuang ke saluran dan aman itu, secara teknis, kedap air, dan ada lubang buat penyedoran secara rutin dan lain sebagainya. Kebetulan ini merupakan salah satu agenda kita, sangat berkaitan erat dengan permasalahan kesehatan masyarakat. Tak terlepas dari coli, pencemaran air, stunting dan yang lainnya.

“Insya Allah, Pemerintah Kota Cimahi akan konsisten mengerjakan pengelolaan air limbah ini secara berkelanjutan. Alhamdulilah tahun ini dengan berbagai sumber anggaran yang didanai oleh pemerintah pusat dan kemudian Ada CSR baik dari BJB maupun BRI kita bisa menuntaskan sebanyak 1.339 rumah tahun ini dan tahun depan kita akan berupaya lebih optimal lagi dari CSR tidak hanya dua bank itu tapi kita juga akan libatkan yang lain dengan cakupan layanan yang bisa kita lakukan bisa lebih lagi. Septicteng yang didanai oleh DAK sampai proses pemeliharaan dilakukan sebenarnya oleh masyarakat, kelompok swadya masyarakat sendiri. Karena apa dari masyarakat, karena pertama yang merasakan langsung atau penerimaan manfaat adalah Masyarakat,” ungkapnya.

“Mereka juga harus ada kepeduliaan untuk memelihara septiktang agar bisa termanfaat dengan baik dan begitu ada kendala misalnya, berkaitan dengan ketidaklancaran dan lain sebagainya masyarakat bisa mengatasinya secara langsung. Kecuali masyarakat tidak punya sedotan Insya Allah akan dibantu oleh dinas. Di DKP sendiri ada UPL limbah untuk melakukan penyedotan air tinja, septictang di Kota Cimahi,” imbuhnya.

Endang berharap, Pemkot Cimahi sudah memfasilitasi masyarakat dengan membangunkan septictang ini, semua bisa memelihara agar infrastruktur ini bisa terjaga dengan baik, bisa berfungsi bisa memberikan maanfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat. (Sinto)

www.youtube.com/@anas-aswaja