BREBES (Aswajanews id) – Kurang lebih seminggu lagi tepatnya tanggal 13 Mei 2023 perhelatan Pelantikan PAC IPNU/IPPNU masa khidmah 2023-2025 akan digelar di aula Kec Wanasari. Pelantikan yang dirangkai dengan Raker akan menjadi titik awal secara formal dalam menggerakkan IPNU/IPPNU di Kecamatan Wanasari. Pergerakan arah harokah berorganisasi untuk komunitas pelajar dengan usia remaja memiliki semangat yang tinggi dalam berkhidmat. Semangat tersebut menjadi bagian energi positif untuk menjalankan kegiatan organisasi dalam satu periode.
Kegiatan organisasi yang tertuang dalam rancangan program kerja tidak lepas dari analisis SWOT (Strengts/kekuatan, Weakneses/kelemahan, Oportuniteis/peluang dan Treats/ancaman). Dengan mempelajari analisis SWOT, maka program yang akan dijalankan dalam satu periode sesuai dengan kondisi organisasi dengan capaian yang terstruktur dan terukur.
Kekuatan dan kelemahan yang muncul dari internal organisasi membutuhkan analisis yang obyektif. Sehingga kekuatan akan menjadi solusi terhadap kelemahan. Memetakan kekuatan organisasi baik yang berupa infrastruktur atau suprastruktur menjadi sebuah keniscayaan untuk mewujudkan organisasi yang dinamis.
Sebagai Ormas kader NU yang sarat dengan tradisi keislaman yang kuat tentu kehadiran IPNU dan IPPNU menjadi garda terdepan dalam penguatan tradisi.Hal ini seyampang dengan kaidah “al mukhafadzatu ala qodimis sholih” (mempertahankan tradisi lama yang masih relevan). Tradisi keagamaan menjadi ruh dalam organisasi. Oleh karena ikhtiar mempertahankan tradisi keagamaan harus menjadi komitmen bersama dalam organisasi.
Di beberapa ranting IPNU dan IPPNU (tidak banyak) masih terdengar kegiatan Tahlilan, Maulid Nabi dan tradisi keagamaan yang lainnya. Kendatipun kemajuan IT kadang menggeser manusia menjadi manja (lebih suka di rumah dengan bermain HP), namun ternyata masih ada kelompok remaja di desa khususnya IPNU dan IPPNU yang bisa menyempatkan waktunya untuk bertemu seminggu sekali.
Sebagai pondasi tradisi maka pemahaman ideologi Aswaja menjadi prioritas utama yang ditanamkan untuk para kader IPNU dan IPPNU. Pendalaman Aswaja ini tidak sebatas pada forum formal pengkaderan seperti makesta, lakmud dan seterusnya. Namun kegiatan rutin yang berorientasi pada pemahaman ajara dan tradisi Aswaja harus menjadi menu wajib. Sehingga sebagai kader NU dalam memahami ideologi tidak sebatas kulit tapi muncul pemahaman yang komprehensif.
Ideologi keagamaan dan kebangsaan menjadi dasar pemahaman utama yang sangat penting. Pemahaman terhadap keduanya sebagai satu paket yang utuh akan mewujudkan kader NU yang tidak akan goyah keyakinannya baik dalam beragama ataupun berbangsa. Dalam konteks kehidupan beragama tentu keimanan dan ketaqwaan akan menjadi warna dalam hidupnya. Dalam kehidupan berbangsa akan menjadi warga negara yang baik dan setia pada NKRI.
Munculnya berbagai tindakan kriminal, kenakalan remaja, pergaulan bebas yang berujung pada pernikahan dini serta tindakan negatif lainnya antara lain disebabkan rendahnya pemahaman ideologi agama. Mereka sangat minim dalam memahami serta mengamalkan kewajiban beragama. Sehingga mudah terjerembab dalam limbah kenistaan.
Oleh karena itu kehadiran IPNU dan IPPNU di wilayah Kecamatan Wanasari dengan sebaran di masing masing desa diharapkan akan menciptakan remaja yang memiliki idiologi agama dan negara yang kuat. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan sinergisitas dengan tokoh agama secara struktural (NU) dan pemerintah sebagai penguasa negara.
Dengan demikian Pelantikan yang rencananya akan dilaksanakan di Aula Kecamatan Wanasari sebagai simbol penguatan kebangsaan. Ritual Ibadah yang bertempat di masjid atau mushola terdekat merupakan simbol penguatan idiologi dan tradisi di lingkungan IPNU dan IPPNU. (*)