Musyawarah Cabang HIMASAL Brebes akan berlangsung pada hari Jumat tanggal 31 Mei 2024 di aula masjid Tegalglagah Kec Bulakamba Kab Brebes. Berbagai persiapan sudah dilaksanakan termasuk draft tata tertib dan perlengkapan lainnya untuk menunjang suksesnya pesta demokrasi ala santri. Panitia yang sudah terbentuk dan berkomitmen untuk melaksanakan Muscab dengan jujur dan adil sesuai dengan amanat yang telah diberikan.
Sebagai sebuah pesta demokrasi ala santri tentu identik dengan riang gembira,penuh canda dan tawa dan senyum menjadi warna yang indah dalam arena Muscab. Suasana adem, tentrem dan damai dalam forum menjadi harapan kita bersama. Sekalipun aroma friksi muncul,namun semoga masih dalam batas kewajaran yang tidak perlu dibesar-besarkan. Semuanya bisa kita sikapi dengan bijak, mengedepankan nilai etika santri dan berpegang teguh kepada dawuh Masyayekh PP Lirboyo.
Demokrasi yang disandingkan dengan pesta menjadi sistem dalam kepemimpinan yang lebih mengedepankan keterlibatan anggota organisasi. Namun demikian demokrasi tidak identik dengan pengambilan suara terbanyak dalam sebuah pemilihan. Pengambilan suara terbanyak menjadi salah satu instrumen demokrasi sama halnya dengan pemilihan umum menjadi salah satu instrumen pemerintah yang menganut sistem demokrasi. Jadi musyawarah di mufakat dengan mengakomodir semua kepentingan anggota organisasi itu juga menjadi bagian dari asas demokrasi.
Oleh karena itu pesta demokrasi yang akan berlangsung di Muscab HIMASAL sangat diharapkan menjadi cerminan organisasi yang dapat mengakomodir semua kepentingan organisasi sesuai dengan visi dan misi . Dengan demikian secara implementatif program kegiatan untuk lima tahun kedepan dapat melalui proses diskusi dengan menyerap kontribusi pemikiran anggota HIMASAL Kab Brebes. Hal tersebut akan meminimalisir kesan oligarki yang berakibat kurang baik untuk keberlangsungan organisasi.
Transformasi dan dinamika HIMASAL setiap periode perkembangan yang menarik untuk dikaji dalam prespektif ilmu yang mempelajari tentang perubahan dan perkembangan organisasi. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.Dua faktor ini tentu menuntut organisasi untuk melakukan respon dalam kebijakan program kegiatan. Disinilah dibutuhkan analisis peluang, kekuatan, kelemahan serta tantangan sebagai acuan dalam membuat desain program.
Saat dan pasca pandemi covid 19 hampir seluruh HIMASAL se-Indonesia turun tangan untuk membantu proses kepulangan dan keberangkatan santri di Pondok Pesantren Lirboyo. Sebelumnya santri berangkat dan pulang tidak terkordinir. Sampai hari ini proses kepulangan dan keberangkatan dengan sistem rombongan yang telah terjadwal oleh Pondok Pesantren Lirboyo. Program ini tentu berkolaborasi dengan HIMASAL tingkat daerah untuk kordinasi dan sosialisasi. Dengan demikian peran HIMASAL sangat dibutuhkan.
Kolaborasi berikutnya adalah kegiatan Halal bi Halal setiap bulan Syawal. Acara yang menghadirkan sebagian besar alumni Brebes menjadi media silaturahmi (sowan) dengan Musyayekh PP Lirboyo. Oleh karena itu sangat diharapkan HIMASAL bisa memfasilitasi dengan pertemuan khusus bersama dengan Masyayekh. Selama ini kegiatan Halal bi Halal hanya terkesan show of force. Banyak alumni Lirboyo yang hadir seperti pengunjung lainnya. Oleh karena itu kolaborasi HIMASAL dan PSIB diharapkan menjadi mediasi silaturahmi alumni secara khusus.
Program sowan dan sambangan ke Lirboyo yang sudah dilaksanakan menjadi sumber keuangan organisasi untuk kegiatan HIMASAL. Program ini sangat potensial untuk penggalangan dana, sehingga diharapkan menjadi program rutin seperti halnya Halal bi Halal. Untuk pelaksanaan program bisa berkolaborasi dengan beberapa Pondok Pesantren unit di Lirboyo.
Selanjutnya program berbasis kajian keilmuan dan melestarikan Wadzifah Masyayekh Lirboyo (Hirjuz Jauzan dan Dalalail). Sekali lagi ini juga membutuhkan kolaborasi dengan dengan kepengurusan tingkat PAC HIMASAL dan LIM sebagai wadah dakwah untuk komunitas alumni muda.
Kegiatan ini dalam bentuk pengajian kitab kuning yang beberapa kali sempat diselenggarakan. Namun Karena ada kendala teknis program tersebut macet di tengah jalan. Semoga kedepan bisa diwujudkan kembali untuk penguatan pemahaman kitab kuning.
Jadi semuanya membutuhkan kolaborasi dan komitmen kebersamaan yang tinggi. Kita menyadari tingkat kesibukkan alumni sangat variatif, namun ada saatnya ruang dan waktu untuk HIMASAL. Semua merasa terpanggil dan peduli terhadap langkah kemajuan HIMASAL, hanya teknis komunikasi dan kolaborasi harus yang kita tingkatkan. (*)