BREBES (Aswajanews.id) – “Menjadi bagian dari masjid merupakan dunia yang dilalui sejak masih sekolah dasar. Karena memang rumah saya dekat masjid dan tidurnya dulu sering di masjid. Era tahun 80-an masjid ramai dengan anak-anak remaja. Namun sekarang sudah tidak ada anak-anak yang tidur di masjid. Tongkrongan anak-anak lebih banyak di cafe, perempatan jalan dan di tempat hiburan. Oleh karena itu kedepan perlu kita gugah kembali kecintaan kepada masjid untuk anak-anak,” kata Akhmad Sururi selaku sekretaris PD DMI Kab Brebes yang seminggu yang lalu mendapatkan SK dari PW DMI Jateng.
Lebih jauh ia menuturkan pengalamannya menjadi ketua takmir masjid Jami Baiturohim Jagalempeni Selatan. “Saya pernah menjadi berkhidmat menjadi takmir masjid di kampung saya. Sebenarnya masjid di kampung kampung memiliki potensi yang besar dalam pemberdayaan umat. Sumber dana yang rutin diperoleh setiap Jumat itu menjadi kekuatan untuk memakmurkan masjid. Namun demikian terkadang kita masih terbentur dengan pemikiran kolot yang mengharuskan duit infak masjid hanya untuk pembangunan masjid. Padahal para jamaah Jumat ketika berinfak tidak secara khusus untuk pembangunan. Oleh karena itu mestinya dana infak jamaah Jumat boleh untuk kebutuhan operasional masjid selama tidak melanggar ketentuan syariat atau fiqih. Lain halnya kalau di masjid ada kotak yang bertuliskan Infak Pembangunan Masjid, maka tasarufnya hanya untuk pembangunan,” lanjut Sekretaris MWC NU Wanasari.
Menurut Ketua DPC FKDT Brebes, bahwa bagi dirinya masjid dan madrasah Diniyah menjadi satu paket dalam menjalani kehidupan beragama. “Masjid ibarat lumbung padi, madrasah Diniyah laksana lahan sawah untuk menanam padi. Jadi anak anak mendapatkan pengetahuan agama di Madin dan mengamalkan ilmu agama dalam bentuk ibadah di masjid. Dengan demikian masjid dan Madin menjadi satu paket untuk mewujudkan muslim yang kaffah. Inilah yang menginspirasi orang tua dulu,kalau membangun Madin dekat dengan masjid,” ujar Akhmad Sururi.
Menurut pemantauan Ketua FKDT Brebes yang sudah keliling 17 Kecamatan, masih banyak lembaga pendidikan Madin yang berdampingan dengan masjid, termasuk di Jagalempeni Selatan Kec Wanasari, hampir setiap kecamatan ada Madin yang berdampingan dengan masjid atau mushalla. “Oleh karena itu kedepan kita akan memperkuat sinergitas Madin dan masjid di Kab Brebes. Lebih dari itu kita semua yang menjadi pengurus PD DMI Kab Brebes berniat khidmah untuk umat melalui masjid,” pungkas alumni Lirboyo saat berbincang setelah sholat jamaah Idul Adha di masjid Jami Baiturohim Jagalempeni Selatan Kec Wanasari Kab Brebes.
Akhmad Sururi mendapatkan amanah sebagai Sekretaris PD DMI Kab Brebes berdasarkan rapat formatur Musda DMI Brebes yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2024. Secara formal dirinya mendapatkan SK nomor : 28/S.KEP/PW- DMI/Jateng/VI/2024 dari PW DMI Jawa Tengah. Bersama dengan aktivis organisasi dan pejabat di lingkungan Brebes, serta komunitas profesional yang lain mewarnai kepengurusan PD DMI Kab Brebes masa khidmat 2024 – 2029. *(Red)