Kajian

Ikhlas Beramal Hingga Akhir Hayat

Secuil ilmu dikon ngamal, Secuil amal dikon ikhlas (PonPes Assalafiyah 2 Saditan Brebes)

Sebagai pengantar ngaji dengan tema ikhlas penulis mencoba mencari pengertian ikhlas pada sisi lain yang ada di google untuk menjadi pegangan pemahaman awal dalam menguraikan ngaji yang ditulis dalam catatan sederhana ini.

Ikhlas merupakan sikap terpuji yang dimiliki seseorang untuk merelakan sesuatu yang kita anggap paling baik dengan harapan mendapatkan ridha dari Allah Swt.  Ikhlas sendiri sebagai lawan dari riya yang melakukan sesuatu karena ingin mencari penghargaan atau pengakuan manusia.

Membicarakan ikhlas pada ngaji, Minggu (16/4/2023) KH. Subhan Ma’mun mengingatkan pada peserta ngaji bahwa ikhlas merupakan rahasia yang Allah Swt titipkan pada yang kehendaki-Nya.

Setiap perilaku individu ada titik lemahnya, termasuk dalam beribadah, shodakoh, zakat dan lainnya. Namun titik lemahnya tersebut dapat dikendalikan dengan yang namanya ikhlas. Karena berbagai penyakit pisik, hati maupun pemikiran hidup di dunia akan dapat terobati dengan perbuatan ikhlas.

Berbagai muncul perilaku manusia yang ada di dunia dapat dikatakan sebuah permainan. Seperti juga muncul sifat sombong, kepemilikan harta yang melimpah. Semua akan terkendali kalau diawali dengan keikhlasan dalam berbuat karena Allah Swt. Ikhlas ini sebagai penangkal dari berbagai penyakit hati dalam beribadah amaliyah, tenaga maupun harta.

Ikhlas juga dapat menjadi modal akan serba kecukupan bagi seseorang. Karena dengan seseorang berbuat ikhlas maka Allah Swt akan mencukupi kebutuhan hidupnya.

Seseorang dihukumi ikhlas dan tidak itu menjadi rahasia Allah Swt Yang Maha Tahu atas segala aktivitas manusia. Ketika awal manusia mengalami kesulitan dalam berikhlas, maka lakukanlah dengan terus menerus dalam beramal, nanti ikhlaspun akan mengikutinya. Ikhlas dapat dimiliki oleh seseorang yang karena mengistikomahkan amalan tersebut.

Semisal saja ketika orang melakukan sesuatu, saat pertama kali dapat dikatakan untuk tujuan tertentu karena manusia, atau kepentingan sesaat, baik politik maupun mencari sebuah penghargaan diri. Namun kalau dilakukan secara terus menerus maka akan muncul keikhlasan, karena Allah Swt menjadi tujuannya sedangkan yang lainpun akan hilang.

Seorang yang ikhlas akan terlihat berperilaku sama, baik saat memberi sesuatu mendapatkan pujian maupun hinaan.  Keikhlasan seseorang diharapkan tidak hanya memiliki orientasi takut pada neraka maupun keinginan masuk surga, namun yang paling tinggi keikhlasanya adalah mencari keridhoan Allah Swt semata yang dituju.

Keistikomahan dan terus meneruslah yang tidak mungkin, hal tersebut dilakukan karena kepentingan dunia semata.  Keistikomahan ini dapat sebagai bukti wujud keikhlasan dalam melakukan karena Allah Swt.

Rutinitas ngaji, membaca Al-Quran dan sering membedah al-Hadits akan menghilangkan kesombongan dan berorientasi menjadi manusia yang terkenal didunia semata. Mentadaburi ayat kaulliyah dan kauniyah ini pula yang membuat keikhlasan seseorang semakin kuat.

Ada peringatan yang disampaikan oleh KH. Subhan Ma’mun pada jamaah pengajian Ramadhan 1444 H. Untuk tidak memuji orang yang kikir dengan sebutan loman dan memberi karena ingin dipuji.

Orang beramal dengan tujuan dipuji, menurut KH. Subhan Ma’mun bagaikan debu yang lembut menempel di atas batu yang halus terkena air hujan. Maka debu tersebut akan hilang terbawa air hujan. Kalau amal karena ingin dipuja maka amal tersebut tidak ada manfaatnya apalagi membekas pada seseorang yang beramal.

Sebaliknya beliau juga mengingatkan, kalau beramal jangan menunggu ikhlas atau jangan takut tidak ikhlas. Karena munculnya ikhlas kadang sedikit demi sedikit pada seseorang tidak langsung otomatis, ada proses belajar dan dibutuhkan proses yang dilakukan secara terus menurus.

Kadang amalan yang sedikit ikhlas dapat menjadikan amalan lain yang banyak diterima dan menjadi diridhoi oleh Allah Swt. Ikhlaslah dalam berjuang agama maka akan mencukupi amal yang sedikit dan menutupi yang belum ikhlas.Berikhlas tidak hanya saat beramal saja, saat mau berpisah dengan dunia dan badan juga harus ikhlas. Keikhlasan ini yang membuat Allah Swt akan menerima hambanya yang datang menghadap-Nya. Semoga kita termasuk orang ikhlas.  Aamiiin…

(Lukmanrandusanga, Kamis 20 April 2023)