Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur tak hanya merambah ranah kebangsaan dan kebebasan beragama, tetapi juga sangat relevan dalam menjawab tantangan global, termasuk isu lingkungan. Meski tidak secara eksplisit mendeklarasikan diri sebagai aktivis lingkungan, nilai-nilai yang diusung Gus Dur memberi arah kuat pada bagaimana seharusnya pendidikan Islam berperan dalam membentuk kesadaran ekologis umat.
Gus Dur adalah sosok ulama dan negarawan yang berpandangan progresif. Baginya, Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan antara manusia dan alam. Dalam banyak pandangannya, Gus Dur selalu menekankan pentingnya “rahmatan lil alamin” sebagai prinsip utama Islam. Konsep ini secara otomatis mencakup tanggung jawab moral terhadap pelestarian lingkungan, sebab kerusakan ekosistem juga berarti mengganggu harmoni ciptaan Tuhan.
Dalam konteks pendidikan Islam, Gus Dur mendorong terjadinya transformasi kurikulum dan cara berpikir. Ia menilai pesantren dan lembaga pendidikan Islam harus berkembang, bukan hanya menjadi tempat pengajaran fikih klasik, tetapi juga pusat pembentukan etika sosial dan kesadaran ekologis. Pendidikan Islam harus membentuk generasi yang tidak hanya saleh dalam ibadah, tetapi juga peduli terhadap lingkungan hidup karena menjaga bumi juga bagian dari amanah ilahi.
Melalui pemikirannya yang inklusif dan humanis, Gus Dur membuka ruang bagi reinterpretasi ajaran-ajaran Islam agar lebih kontekstual dengan tantangan zaman, termasuk krisis lingkungan. Ia mendorong agar nilai-nilai kearifan lokal, seperti hidup selaras dengan alam dan sikap nrimo ing pandum, kembali diangkat dalam pendidikan Islam. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan tradisional yang dekat dengan masyarakat akar rumput, berperan strategis dalam menyuarakan Islam yang mencintai alam.
Gus Dur mengajarkan bahwa agama tidak boleh berhenti di ranah dogmatis, melainkan harus hadir menjawab realitas sosial. Maka, mendorong pendidikan Islam yang ramah lingkungan adalah bagian dari visi besar Gus Dur tentang Islam yang membebaskan, memanusiakan, dan menyelamatkan.
Kini, dengan semakin mendesaknya isu perubahan iklim dan degradasi lingkungan, sudah saatnya warisan pemikiran Gus Dur ini kembali digelorakan. Pendidikan Islam harus menjadi garda depan dalam membentuk generasi yang peduli pada kelestarian bumi, karena pada akhirnya, menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah dan wujud syukur atas nikmat Tuhan.
Dan bukan berarti saya sok bijak paling mengerti tentang lingkungan dan lainnya tapi lebih penting daripada itu, mari bersama sama adanya rasa kesadaran Menjaga bumi bukan pilihan, tapi kewajiban demi kehidupan hari ini dan masa depan yang lebih baik. Wallahu A’lam Bish Showwab
Eksplorasi konten lain dari aswajanews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.