Tujuan Pendidikan Nasional menekankan pada aspek keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia. Tiga kata ini tentu menjadi garapan Pendidikan Diniyah dalam hal ini MDT (Madrasash Diniyah Takmiliyah) Oleh karena itu dalam rangka mwujudkan hal tersebut dibutuhkan sinergitas beberapa pihak untuk bersama tujuan pendidikan nasional tersebut.
Beberapa insenden tawuran pelajar hingga menelan korban yang terjadi akhir akhir ini antara lain disebabkan minimnya pendidikan agama. Dengan pemahaman agama yang minim akhirnya tidak mengontrol emosinya. Disinilah perlunya pendidikan akhlak atau yang disebut dengan penguatan pendidikan karakter.
Selanjutnya pengamalan dan pembiasan amal ibadah yang dilakukan oleh para pelajar akan menumbuhkan sikap keberagaman yang santun. Hal ini menjadi bagian dari indikasi iman dan taqwa sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional.
Saat sekarang dengan munculnya IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) yang didalamnya ada program penguatan profil pelajar Pancasila dengan muara pendidikan karakter. Project progam ini membuka ruang bagi lembaga pendidikan untuk melakukan kerjasama dengan komponen masyarakat.
Beberapa hari yang lalu tepatnya pada hari Selasa, 23 Mei 2023, penulis selaku Ketua FKDT didampingi ativis LSM AGUSTUS yang bergerak dibidang Pendidikan mendiskusikan bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab Brebes tentang Madrasah Diniyah dan fenomena tawuran remaja.
Sebagai Kepala Dinas yang berangkat dari basic pendidikan sangat responsip terhadap persolaan pendidikan. Langkah peningkatan mutu pendidikan di Kab Brebes menjadi komitmen utama saat awal menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di Kab Brebes.
Termasuk yang menjadi perhatian Kepala Dinas adalah Madrasah Diniyah (sekolah Arab) sebagai lembaga pendidikan keagamaan Islam yang murni 100 presen mengajarkan Ilmu agama Islam. Salah satu bentuk perhatian yang dicetuskan pada tahun 2023 dengan terbitnya Surat Keputusan tentang Pedoman dan Petunjuk Penerimaan PPDB yang didalamnya menyertakan ijazah MDTA dengan nilai point 15. Hal ini menjadi keputusan yang strategis dalam rangka meningkatkan perhatian kepada Madrasah Diniyah.
Lebih dari itu ketika penulis menyampaikan fakta di lapangan ada MDT yang bubar karena beberapa faktor, sebagai Kepala Dinas ikut terpanggil untuk bersinergi dengan Kementerian Agama dalam upaya peningkatkan peran serta masyarakat terhadap pendidikan diniyah.
Ini sangat penting mengingat Madrasah Diniyah di kampung kampung belum berbanding lurus dengan jumlah peserta didik pada lembaga pendidikan formal. Masih banyak siswa SD atau MI yang belum mengikuti pendidikan Madin. Semakin ke atas (SMP dan SMA) mengerucut seperti piramida, semakin sedikit yang mengikuti pendidikan Madin.
Berpijak dari beberapa pemikiran tersebut, penulis sudah 6 tahun menyelenggarakan Pesantren Ramadhan untuk SD/SMP setiap akhir Ramadhan dengan sistem menginap di lingkungan masjid. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan agama sekaligus membiasakan beribadah.
Selain bulan Ramadhan, salah seorang Pengurus DPC FKDT Kab Brebes juga mengisi jam mata pelajaran agama Islam setiap akhir pekan di SMP N 3 Larangan. Semua kelas selama 2 jam pelajaran pada hari Sabtu khusus matari pendidikan Agama Islam dengan pengajar dari Ustadz Madrasah Diniyah.
Akhir dari sebuah diskusi di ruang Kepala Dinas, DPC FKDT Kab Brebes diminta untuk menyusun rencana naskah MOU untuk perencanaan project penguatan profil pelajar Pancasila. Tentu ini sebuah amanat dan tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu ikhtiar bersama secara sinergis semoga akan mewujudkan Brebes semakin terdongkrak IPM nya. (*)