Menggugah akan ulama NU yang telah berkiprah ditengah-tengah masyarakat dan menorehkan kembali akan wejangannya, menjadi misi yang akan digarap LTNNU Brebes.
Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) menjadi salah satu lembaga yang ada di PC NU Brebes, yang memiliki tugas mengembangkan penulisan, penerjemahan dan penerbitan kitab/buku serta media informasi menurut faham Ahlussunnah wal Jamaah. LTNNU sendiri di rekomendasi pada Muktamar NU ke-27 di Situbondo, Jawa Timur pada tahun 1984.
Meminta ijin, Sabtu (14/1/2023) di rumah KH. Hudallah Karim, Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdaltul Ulama (PC NU) Brebes, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bukhori Tanjung menjadi salah satu agenda yang harus dilakukan sebelum menggarap buku jejak para ulama kampung yang dimiliki NU Brebes.
Penulisan Kiai NU Brebes memerlukan banyak uluran untain kata, maupun informasi dari berbagai pihak, baik perorangan maupun kelompok atau lembaga. Terutama teman sejawat atau santri-santri yang pernah belajar bersama sosok Kiai yang akan ditulis dan nantinya akan menjadi informasi publik dan ilmu pengetahuan khususnya warga NU yang ada di Brebes.
Banyaknya ulama NU yang tidak dikenal oleh generasi NU, salah satunya tidak adanya rekam jejak catatan yang tertulis, baik karya-karyanya maupun kabar yang ditulis orang lain. Atau mungkin karena terputus keturunannya. Sehingga tokoh Kiai yang menjadi panutan warga NU sudah tidak terdengar kembali.
Penggalian Kiai kampung NU menjadi tugas bersama bagi generasi NU untuk menangkal akan yang melemahkan tentang sanad keilmuan para Kiai NU, proses belajar dan karya-karya yang pernah dibukukan dan diajarkan di pondok-pondok pesantren.
KH Huda berpesan pada LTNNU ketika menulis tentang Kiai NU Brebes, harus memperhatikan beberapa hal dengan baik, terutam dari sisi biagrafi Kiai yang ditulis, sanad keilmuan, peran dan nasehatnya serta ketokohan di kampung. Tak ketinggalan pula perjuangan dakwah yang dilakukan di lingkungan tempat tinggalnya.
Di Brebes sendiri banyak ulama yang terkenal, dan ada yang bertarap internasional seperti Mbah Amir putra Mbah Idris Lumpur, yang menjadi menantu Mbah Shalih Darat. Beliau di Makkah sudah menjadi guru dan sekertaris Syaikh Makhfud At-Termasi. Tuturnya.
Di akhir pertemuan penulis bersama angota LTNNU Brebes, meminta ijin dan memohon doa, agar kami yang berhidmah di LTNNU mendapatkan rindhollah dan berkah, selamat di dunia dan akhiratnya. Aamiiin.
*Lukmanrandusanga, ketua LTNNU Brebes