SUMEDANG (Aswajanews.id) – Kurang lebih dalam kurun waktu 3 tahun lamanya area pertanian dan palawija di wilayah kecamatan Ujungjaya Sumedang krisis air dan kekeringan. Hal ini diakibatkan oleh jebolnya bendungan Cariang. Bendung yang sekian lama mengairi 1603 hektar area pesawahan kini masih dalam kondisi memprihatinkan, seperti halnya pada masa musim kemarau saat ini karena tidak adanya pasokan air untuk lahan-lahan pertanian, aktifitas pertanian di wilayah kecamatan Ujungjaya mengalami lumpuh total.
Bendung Cariang Ujungjaya Sumedang masih dalam kondisi memprihatinkan. Akibat jebolnya bendung Cariang selama kurang lebih 3 tahun para petani di wilayah kecamatan Ujungjaya resah dimana sektor pertanian di wilayah kecamatan Ujungjaya mengalami krisis air dan kekeringan. Namun pemerintah daerah Kabupaten Sumedang dengan dorongan dari pemerintah provinsi Jawa Barat, pemerintah kecamatan Ujungjaya bersama 9 pemerintahan desa, kelompok tani dan para pemangku kepentingan kecamatan Ujungjaya beserta masyarakat sudah beberapa kali melakukan pembuatan tanggul darurat namun kerapkali kembali jebol akibat tingginya intensitas air sungai Cipelang pada musim penghujan.
Tidak patah semangat, tertanggal 17 September 2023 saat ini, pemerintah kabupaten Sumedang dengan dorongan anggaran CSR dari beberapa bank yang ada di wilayah kabupaten Sumedang Jawa Barat melakukan kembali penanggulan darurat di area bendung Cariang Ujungjaya.
Pembuatan tanggul darurat ini dilaksanakan agar air sungai Cipelang dapat masuk pada saluran irigasi bendung cariang sehingga dapat membantu sektor pertanian pada musim semai di bulan November nanti.
Yuda Rodiana selaku mantri PSDA Irigasi Ujungjaya mengungkapkan, pembuatan tanggul darurat ini diharapkan air sungai Cipelang dapat mengalir pada saluran irigasi sekunder sehingga dapat dimanfaatkan para petani untuk memajukan persemaian di masa tanam kesatu pada tahun ini dan berharap pada tahun 2024 nanti dengan perhatian dari pemerintah agar dapat dibangun bangunan bendungan permanen. *(Wem Askin/Red)