SEMARANG (Aswajanews.id) – Wakil Gubernur Jawa Tengah, H. Taj Yasin Maemun, hadir dan memimpin doa dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Gedung DPW Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jawa Tengah, yang berlokasi di area parkir Makam Waliyullah Syekh Hasan Munadi, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Ahad (15/6/2025).
Lahan yang akan dibangun seluas 1.750 meter persegi itu menjadi tonggak awal penguatan kelembagaan FKDT di Jawa Tengah. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Semarang, Plh Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Jateng Imam Bukhari, perwakilan Kesbangpol Pemprov Jateng, serta sejumlah pejabat daerah lainnya.
Dalam prosesi peletakan batu pertama, Wagub didampingi oleh Ketua DPW FKDT Jawa Tengah, Kyai Abdul Rohman, dan para pejabat Kabupaten Semarang. Seluruh pengurus DPC FKDT kabupaten/kota se-Jawa Tengah tampak hadir dan mengaminkan doa yang dipimpin langsung oleh Wagub.
“Semoga pembangunan Gedung DPW FKDT Jawa Tengah ini sukses, lancar, dan membawa manfaat serta keberkahan bagi penguatan Madrasah Diniyah Takmiliyah di Jawa Tengah,” ujar Taj Yasin usai berdoa.
Ketua DPW FKDT Jawa Tengah, Kyai Abdul Rohman atau akrab disapa Yai Dur, menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran berbagai tokoh penting dalam momen bersejarah ini.
“Ini sungguh menjadi keberkahan tersendiri, apalagi acara ini dihadiri langsung oleh Wagub Jawa Tengah, Ketua Umum DPP FKDT, Rois Syuriah PWNU Jateng, serta seluruh pengurus FKDT dari berbagai kabupaten dan kota,” tutur Yai Dur.
Ia berharap gedung ini kelak menjadi simbol persatuan dan perjuangan kolektif untuk pendidikan diniyah yang lebih maju.
“Semoga bangunan ini menjadi ladang amal jariyah kita bersama. Kita guyub rukun membangun gedung yang akan menjadi kebanggaan bersama. Doa dan ‘sumendeh’ (bersandar) kepada Allah menjadi kekuatan spiritual kita, di samping upaya lahir yang terus dilakukan,” tambahnya.
Secara simbolis, batu lumpang digunakan sebagai fondasi awal pembangunan. Menurut Yai Dur, batu lumpang memiliki makna filosofis sebagai media untuk memproses sesuatu yang bermanfaat dunia dan akhirat.
“Dalam proses itu tentu ada perjuangan dan ‘rekoso’ (kesulitan) yang harus dijalani dengan penuh kesabaran,” pungkasnya.
(Red/Nas)
Eksplorasi konten lain dari aswajanews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.