Kajian

UMUR BERTAMBAH DIBARENGI IBADAH

Masjid Agung Brebes, Rabu (2/11/2022), Ngaji Ihya Ulumuddin bersama K.H. Subhan Ma’mun pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi. Dalam kajiannya beliau mengatakan, Allah SWT pada hari kiamat akan menyampaikan kepada para malaikat, “Mana orang-orang pilihanku.” Malaikat berkata, siapakah pilihanMu Ya Allah. “Orang-orang Islam yang menerima dan ridho atas ketentuan Ku.” Maka Masukkanlah orang-orang miskin tersebut ke surga. Maka setelah masuk para orang miskin sudah makan dan minum di surga, sedangkan yang lain masih disibukkan oleh hisabnya.

Artinya posisi orang kaya saat di dunia, di akhirat masih dalam kondisi di hisab, sedangkan orang miskin sudah masuk surga. Orang miskin akan lebih dahulu berada di surga dibandingkan dengan orang kaya.

Makna miskin bukan hanya katagori bagi orang yang tak punya apa-apa. Tapi menerima apa, atas ketentuan Allah Swt, Walaupun tak punya apa-apa inilah orang-yang di sebut pilihannya Allah Swt.

Begitu juga yang disebut orang kaya, mereka orang kaya yang beruntung adalah orang yang menerima atas ketentuan Allah Swt dan tidak mengharapkan atas kepemilikan orang lain. Namun perlu diketahui, semua yang ada dalam diri manusia dan yang diberikan pada manusia itu, serba ada kekurangannya dan tidak ada yang sempurna, antara kepemilikan satu orang dengan orang lainnya.

Ada yang memiliki rizki lebih, kadang pada satu sisi memiliki kekurangan dalam kondisi fisiknya. Baik sakit fisik maupun jiwa. Sehingga belum tentu orang yang kaya akan terus merasa bahagia.

Oleh karena itu, ketika kita sehat dan mendapatkan rizki maka segeralah membagikan haknya orang lain, yang dititipkan Allah Swt pada kita. Semakin bertambah umur (tua) maka harus diimbangi dengan semakin bertambahnya sodakoh, baik dengan harta, ilmu maupun senyum, yang membuat orang lain bahagia.

Ketika seseorang bertambah hartanya, tetap saja umurnya akan berkurang dan cara berfikirnyapun sudah semakin cepat capai apalagi untuk bekerja. Semakin lama hidup didunia maka semakin mengurangi jatah batas hidup didunia.

Oleh karena itu, janganlah bangga dan sombong dengan bertambah harta, karena sesungguhnya pada sisi lain rizki umur kita semakin kurang.

Jadilah manusia yang memiliki sedikit harapan, karena sedikit harap tersebut menandakan kita termasuk katagori orang yang kaya. Dan akan terhindar dari pengharapan pada orang lain.

Sambutlah waktu dipagi hari dengan kondisi badan sehat dan jiwa yang tenang. Untuk menyapa kenikmatan hidup yang diberikan Allah Swt kepada kita.

Carilah rizki yang halal dan berkah (Karomah) yang akan kekal dan abadi serta dapat menghantarkan dan menyelamatkan kehidupan manusia di dunia dan akhiratnya.  Jangan mencari rizki yang “Istidroj” yang terlihat banyak namun tidak membekas mudah hilang. Namun bagi manusia yang ahli ibdah, shodakoh dan Qur’an, InsyaAllah tak mungkin mendapatkan rizki istidraj.

Sedanagkan artu istidraj  secara umun bisa dimaknai sebagai hukuman yang diberikan Allah SWT sedikit demi sedikit dan tidak diberikan secara langsung. Hukuman tersebut berupa nikmat yang disegerakan baik material maupun nonmaterial, serta penundaan azab di akhirat kelak.

K.H. Subhan Ma’mun mengingatkan pada para jamaah, untuk jangan selalu memandang orang yang kaya saja, tetapi juga harus memandang orang miskin.  Ketika seseorang  melihat ke bawah (orang miskin) maka yang akan di dapat adalah rasa syukiur, namun  kalau melihat keatas tidak akan bersyukur.

Ketika manusia menerima, ridho terhadap kenikmatan dunia yang didapat walaupun hanya sedikit. Maka keridhoan yang yang ia lakukan akan dibalas di akhirat nanti.

Jadilah manusia yang selalu ingat pada Allah Swt, menyebutnya dalam beberapa hal. Termasuk dalam hal makan. Saat makan tidak berdoa maka sangat rugi bagi manusia sendiri. Namun ketika makan berdoa, walaupun makan seadanya bisa berdzhikir berdoa menyebut nama Allah Swt, maka kebahagiaan akhirat akan didapat.

Jadilah manusia yang selalu beryukur dan terus bersyukur serta berpikir bersyukur yang terus dikedepankan, walaupun sedikit rizki yang didapat ataupun makan seadanya tidak mewah. Lukman Randusanga, Sabtu (5/11/2022)