Beranda Pendidikan Integrasi Kurikulum Nasional, Pesantren, dan Internasional: Strategi Membangun Generasi Emas 2045

Integrasi Kurikulum Nasional, Pesantren, dan Internasional: Strategi Membangun Generasi Emas 2045

135
Oleh; Muhammad Fuad Mas'ud, Lc., M.H. (Pendidik dan Pemerhati Pendidikan Pesantren)

Indonesia tengah menghadapi tantangan dan peluang besar menjelang puncak bonus demografi yang diproyeksikan mencapai puncaknya pada tahun 2045, bertepatan dengan satu abad kemerdekaan Indonesia. Dalam konteks ini, pendidikan memegang peranan kunci dalam mencetak “Generasi Emas 2045” yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga berkarakter kuat dan mampu bersaing secara global. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan inovasi radikal dalam sistem pendidikan, terutama dalam hal kurikulum. Salah satu pendekatan strategis adalah mengintegrasikan tiga spektrum kurikulum: kurikulum nasional, pesantren, dan internasional.

Kurikulum nasional yang saat ini diterapkan melalui Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran berbasis proyek, penguatan karakter, dan diferensiasi pembelajaran. Sementara itu, pesantren sebagai institusi pendidikan Islam tradisional telah terbukti mampu membentuk karakter santri yang berakhlak, disiplin, dan mandiri. Di sisi lain, kurikulum internasional seperti Cambridge, IB, dan lainnya menekankan pada berpikir kritis, kolaborasi global, dan kemampuan literasi abad 21.

Menurut Prof. Dr. Muhadjir Effendy, Mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, “Transformasi pendidikan bukan hanya soal konten, tetapi juga cara kita membentuk manusia seutuhnya, baik dari sisi spiritual, sosial, maupun kompetensi global.” Maka, mengintegrasikan kekuatan dari ketiga kurikulum ini menjadi salah satu strategi inovatif dalam menyongsong Indonesia Emas.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Kementerian Agama (Kemenag) harus memfasilitasi seluas-luasnya kesempatan dalam membangun jaringan dan kolaborasi dengan berbagai pihak yang fokus dalam pengembangan pendidikan bagi sekolah atau madrasah, baik yang berada di kota atau di Desa, khususnya kolaborasi dengan pesantren-pesantren yang telah sukses dalam melahirkan generasi terbaik yang sudah banyak berkontribusi di masyarakat, dan juga berkolaborasi dengan lembaga internasional seperti Cambridge International dan IB Organization untuk mengadopsi praktik-praktik terbaik dalam pendidikan global. Selain itu, pemerintah juga harus membuat formulasi berbagai kebijakan yang membuka ruang bagi integrasi kurikulum untuk sekolah dan Madrasah di seluruh daerah.

Integrasi kurikulum ini tidak hanya bertujuan melahirkan lulusan yang kompeten secara akademik, tetapi juga yang kuat secara moral dan siap menghadapi tantangan global. Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai pesantren seperti tawadhu’, disiplin, dan tanggung jawab sangat relevan untuk memperkuat jati diri bangsa.

Sementara itu, kompetensi global seperti kemampuan berpikir kritis, komunikasi lintas budaya, dan literasi digital menjadi keharusan di era Revolusi Industri 4.0 dan 5.0. Laporan World Economic Forum (2020) menyebutkan bahwa 50% pekerjaan masa depan membutuhkan keterampilan seperti pemecahan masalah kompleks, berpikir analitis, dan inovasi — yang semuanya menjadi fokus dalam kurikulum internasional.

Integrasi ini tentu tidak tanpa tantangan. Beberapa kendala yang muncul antara lain, perbedaan standar dan filosofi kurikulum, keterbatasan SDM guru yang mampu mengimplementasikan tiga pendekatan sekaligus, dan ketersediaan infrastruktur dan teknologi penunjang. Terlepas dari tantangan yang akan muncul, setidaknya ada beberapa solusi yang dapat diambil dalam meminimalisir tantangan yang akan muncul seperti pelatihan guru terpaduyang membekali guru dengan kompetensi pedagogis, keilmuan keislaman, dan kemampuan menerapkan pendekatan kurikulum global, peningkatan kolaborasi antar lembaga, baik pesantren, sekolah negeri/swasta, dan institusi pendidikan internasional, dan penerapan teknologi pendidikan untuk menyederhanakan integrasi konten dan metode pembelajaran.

Alhasil, transformasi kurikulum pendidikan Indonesia melalui integrasi antara kurikulum nasional, pesantren, dan internasional merupakan langkah strategis dalam menyiapkan Generasi Emas 2045. Dengan menggabungkan.

karakter religius, pengetahuan nasional, dan kompetensi global, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencetak generasi unggul yang siap memimpin di tingkat nasional dan internasional. Integrasi ini membutuhkan komitmen bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Seperti dikatakan Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,” maka tugas kita adalah memastikan tuntunan itu relevan dengan zaman dan kebutuhan masa depan. ***