BANDUNG (Aswajanews.id) – Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berharap kualitas perguruan tinggi di Kota Bandung semakin meningkat. Hal itu agar kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kota Bandung juga semakin mumpuni.
“Kota Bandung tidak punya sumber daya alam, jadi memang Bandung sangat bergantung pada peningkatan SDM. Peningkatan SDM itu adanya di lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi,” ungkap Yana di Gedung Pascasarjana Uninus, Kamis (13/4/2023).
Oleh karenanya, Yana mendukung upaya Universitas Islam Nusantara (Uninus) menargetkan akreditasi unggul sebagai transformasi strategi menuju Uninus unggul.
“Semoga kualitas seluruh perguruan tinggi di Kota Bandung bisa meningkatkan kualitasnya dan meraih predikat paling baik,” harapnya.
Sementara itu, Rektor Uninus, Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga menjelaskan, Universitas Islam Nusantara (Uninus) menargetkan akreditasi unggul sebagai transformasi strategi menuju Uninus unggul. Untuk itu digelarlah seminar yang bertujuan untuk menggali cara dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan standar yang sudah ada di BAN-PT.
“Kita akan bahas bersama kriteria apa saja untuk melihat sebuah perguruan tinggi layak program studi universitas unggul,” kata Obsatar.
Sedangkan Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (BP PTSI) Jabar, Ricky Agusiady mengatakan, kesempatan ini merupakan momentum yang bagus untuk para perguruan tinggi swasta supaya mempercepat unggul.
“Di Jabar ada 400 PTS, yang kurang sehat juga cukup banyak. Tugas kita untuk mendorong kemajuan PTS di Jabar khususnya di Kota Bandung,” tutur Ricky.
Serupa dengan Ricky, Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT, Ari Purbayanto memaparkan tantangan kesenjangan mutu perguruan tinggi disebabkan tingkat pemahaman, kesadaran, dan tanggung jawab SPMI masih rendah.
“Ada 10 poin data yang wajib dipenuhi untuk lolos Pemantauan Dan Evaluasi Peringkat Akreditasi (PEPA). Beberapa di antaranya persentase kelulusan tepat waktu (PKTW) perguruan tinggi akademik lebih dari 37,5 persen dan persentase keberhasilan studi (PBS) untuk perguruan tinggi akademik lebih dari 60 persen,” papar Ari. (*)