Tertawa dan bercanda menjadi terapi untuk menghilangkan kepenatan pikiran saat menghadapi sekian pekerjaan. Canda dan tawa pun acapkali dilakukan oleh orang-orang besar seperti Gus Dur. Lebih jauh ke atas lagi, menurut riwayat hadis, Nabi Muhammad pada satu tempo mengundang salah satu sahabatnya yang bisa menghibur dengan canda dan tawa.
Setiap saat penulis bertemu dengan H Samsul Ma’arif, Kepala SMAN 1 Brebes pasti ada tertawa lepas disela sela diskusi ilmiah. Sehingga ditengah pikiran ilmiah suasana tetap rileks dan santai penuh dengan obrolan yang sarat makna dan hikmah. Inilah salah satu keistimewaan H Samsul yang telah mengalami berbagai macam metamorfosis pemikiran.
Laku spiritual menurut H Samsul bisa melahirkan terbukanya hati untuk memahami persoalan kehidupan. Salah satu bentuk laku spiritual adalah puasa. Ada puasa yang dilakukan setiap Senin Kamis, ayamul baid (13, 14 dan 15) setiap bulan Hijriyah, puasa Nabi Dawud, puasa pada bulan tertentu berdasarkan hadis, contohnya puasa Muharam,Rajab dan lainnya. Adapun laku spiritual puasa yang dilakukan selama setahun penuh kecuali lima hari biasanya disandingkan dengan mengamalkan “Sholawat Dalail” atau amalan lainnya yang mendapatkan ijazah bersanad dari kyai.
Penulis menjadi teringat saat diundang oleh Kepala SMA Negeri 1 Larangan atau yang familiar disebut dengan SMALA. Usai ceramah Isro Mi’raj ngobrol bareng di ruang tamu dan salah satu temanya tentang puasa. Beliau menyampaikan bahwa Istrinta rajin puasa sunah dan selama hidupnya sampai hari ini tidak pernah sakit. Hal tersebut tentu sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW, berpuasalah kalian semua, maka akan sehat. Dengan demikian sesungguhnya pesan agama dalam hal ini hadis Nabi bisa dibuktikan kebenarannya dalam prespektif medis atau ilmu kesehatan. Jauh hari sebelum Ilmuan dari barat menemukan manfaat puasa untuk kesehatan, agama Islam sudah mengajarkan terapi menjagackesehatan dengan menjaga pola makan atau berpuasa.
Tentang riyadloh puasa kembali yang disampaikan oleh H Samsul Ma’arif, bahwa puasa atau laku spiritual bisa mengantarkan seseorang kepada tingkatan kasyaf. Dirinya memiliki guru spiritual yang akrab dan sering menyampaikan tentang hal yang secara logika baru ditemukan beberapa tahun kemudian. Ini yang kemudian menemukan bahwa riyadloh puasa bisa menajamkan hati. Sehingga penglihatannya tidak hanya terbatas kepada materi yang kasat mata.
Sesungguhnya materi yang kasat mata dalam dimensi rasional bisa diterima oleh manusia secara umum. Namun demikian dalam agama ada dimensi fenomena alam yang secara nalar membutuhkan kajian ilmu yang mendalam, contoh kejadian Isro mi’raj . Peristiwa yang agung dan sebut dengan mukjizat belakangan para ilmuwan Barat mengakui kebenaran peristiwa tersebut. Artinya pada satu tempo sebuah peristiwa mungkin tidak bisa dinalar secara umum, namun dalam rentang perkembangan Ilmu pengetahuan ternyata bisa ditemukan melalui penalaran ilmu pengetahuan. Disinilah kehadiran seorang guru spiritual memiliki kemampuan membaca karakteristik murid terkait masa depan (ilmu futuristik).
Meskipun disatu sisi H Samsul Ma’arif merasa takut berhadapan dengan guru spiritualnya namun disisi yang lain guru spiritualnya selalu.memberikan petunjuk dengan bahasa yang akrab. Sebagai manusia tentu tidak lepas dari kekurangan atau kesalahan, namun sebagai guru spiritual tentu sangat bijak dan tidak menciderai kehormatan manusia. Kesantunan dalam sikap dan berbicara selalu terjaga, sehingga apa yang disampaikan menjadi cerminan oleh murid.
Kembali tawa dan canda di sela sela ngobrol dengan H Samsul yang sarat makna dan ilmiah. Beliau menjadi bagian mentor Penulis dalam pergerakan dan filsafat. Sehingga peta pemikiran pergerakan keagamaan selalu bersambung. Meskipun faham dan pemikiran rasional dengan latar belakang filsafat, namun pemikiran keagamaan dan kebangsaan banyak terinspirasi dari Gus Dur. Kekentalan terhadap pemikiran Gus Dur yang melahirkan sikap moderat dan canda tawa khas Gus Dur dengan tetap menjaga nilai etika moral yang kuat. ***