Kajian

STRATEGI JITU DAKWAH PADA KALANGAN MILENIAL

Secara sederhana dakwah berarti mengajak, mengajak untuk menyeru kepada hal-hal kebaikan. Kebaikan yang menghantarkan menuju jalan Allah Subhanahu wa taala (baca: Islam). Dalama pengertian lain, Dakwah Menurut M.S. Nasaruddin Latif yaitu setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mematuhi Allah SWT sesuai dengan garis akidah dan syari’ah serta akhlak Islamiyah. Namun konteks dan strategi dakwah supaya mudah diterima untuk generasi milenial harus mampu beradaptasi dan mampu mencangkup dengan melibatkan kebudayaan yang serba modern seperti sekarang ini. Dengan terus aktif mengajak dialog serta memahami arus modernisasi secara komprehensif dan tidak tertinggal dengan berbagai informasi yang bersifat aktual.

     Era milenial dalam mengajarkan dakwah islami dapat dilakukan dimana saja dan tentunya kapan saja serta dengan berbagai cara. Ditengah kecanggihan teknologi dakwah juga dapat dengan mudah kita jumpai melalui rekaman ceramah ulama sebagai sumber untuk dapat memperoleh kedalaman ilmu agama. Dengan begitu pemanfaatan Handphone sebagai Smartphone serta keberadaan internet menjadi penunjang utama keberhasilan dakwah ditengah-tengah arus perkembangan kecanggihan teknologi yang ada.

   Dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu Wa ta’ala memberikan pedoman kepada Rosulullah Shallahu Alaihi Wassalam kepada umatnya tentang cara berdakwah.  surat An-Nahl ayat 125 disebutkan bahwa Allah Berfirman:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

      Artinya: ‘’Serulah (manusia) kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta debatlah             mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhamu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat           dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.’’ (QS. An-Nahl :125

     Macam metode dalam berdakwah yang dapat menjadi landasan bagi generasi muda milenial yaitu metode dakwah bil hikmah, dakwah bil mauziah hasanah dan bil mujadalah ketiga metode dakwah tersebut kian semakin berkembang seiring dengan masuknya berbagai arus teknologi dan media sosial yang kian bertambah fitur-fiturnya. Jika kita menengok kebelakang, metode dakwah mauidhah khasanah lebih diminati oleh sebagian masyarakat yang hidup dipedesaan dengan mendatangi pengajian dan hadir secara bersama-sama mendengarkan ceramah atau tausiyah dari ulama atau kiai yang kemudian menjadi ilmu pengetahuan agama sebagai pedoman tuntunan dalam kehidupan sehari-hari.

     Namun yang terjadi sekarang, penggunaan gadget atau media sosial kiranya menjadi sarana yang sangat efektif untuk lebih bisa menyentuh kalangan milenial tentunya dengan dakwah berupa konten yang berbentuk audio visual yang disertai dengan gambar yang menarik jauh lebih mengajak untuk bisa mengikuti atau mengambil pesan dakwah dari tayangan yang dikemas secara menarik. Pemanfaatan berbagai aplikasi yang tersedia di handphone seperti youtube, Instagram dapat dengan mudah unntuk mengunggah konten-konten islami dalam bentuk vlog, infografis islami, ataupun podcast yang membahas beberapa hal-hal yang pemting dengan pembawaan menarik akan tetapi ada pesan dakwah yang akrab dengan generasi milenial seperti sekarang ini.

       Ada hal yang perlu diperhatikan juga ketika dalam pembuatan konten dakwah, konten yang dikemas tidak menarik cenderung akan ditinggalkan oleh audience dan justru merasa bosan dengan tampilan yang dianggap masih belum mengikuti perkembangan zaman yang ada. Lantas bagaimana langkah yang dapat kita lakukan untuk melaksanakan dakwah yang dapat menarik para milenial untuk bisa menyesuaikan perkembangan yang ada ?

    Generasi milenial lebih banyak menghabiskan pada setiap harinya dengan berkomunikasi  menggunakan kecanggihan teknologi komunikasi yang bisa dibilang sangat instan, seperti halnya E-mail dan media sosial Facebook, Instagram, WhatsApp, Twwiter, Line dan yang lainnya. Memang sangat ironis jika penggunaan internet tidak digunakan secara bijak dan tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan sehingga dapat menjadi kemanfataan bagi para penggunannya. Dan pada akhirnya perkembangan teknologi yang kita rasakan hari ini sebagian besar dikuasi oleh generasi milenial dan mampu memunculkan beragam inovasi dan metode baru dalam berdakwah.

      Peranan dakwah sekarang dihadapkan pada sebuah kemajuan teknologi informasi dan media modern, teknologi membuat manusia semakin lalai akan sebuah kewajiban ajaran agama islam. Dalam sebuah kasus misalnya, ketika kita duduk berlama-lama di depan televise, atau keasyikan dalam pemakaian internet tak jarang kita sering mengabaikan kewajiban shalat kita dan bahkan melaksanakan shalat diakhir waktu dan sampai meninggalkan shalat. Tentu itu menjadi sebuah pemandangan yang kerap dijumpai pada praktik dimasyarakat, dengan demikian dakwah di era saat ini harus dilaksanakan seara modern dan professional dengan terus berpegang teguh dan berpedoman pada esensi ajaran agama islam.

      Patut diketahui bersama, dalam pengambilan informasi ilmu-ilmu agama yang bersumber dari internet atau media sosial  kiranya perlu diperhatikan dengan melihat kualitas isi tausiyah, kredibilitas tokoh ulama atau kiai yang menyampaikan isi ceramah sehingga kita dapat mengetahui sumber informasi agama secara tidak sembarangan dan dapat dijadikan sumber pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari. ***