Beranda Aktual Siswi SMKN 1 Cihampelas Meninggal, Diduga Terkait Kasus Keracunan MBG, Penyebab Masih...

Siswi SMKN 1 Cihampelas Meninggal, Diduga Terkait Kasus Keracunan MBG, Penyebab Masih Misterius

115

KBB (Aswajanews.id) — Media sosial diramaikan dengan kabar meninggalnya seorang siswi SMKN 1 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Selasa (30/9/2025).

Dalam unggahan salah satu akun Facebook, tertulis: “Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Selamat jalan ponakanku, semoga husnul khotimah. Allah berikan kekuatan dan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Unggahan itu juga menyebut bahwa korban meninggal setelah mengalami muntah-muntah, kejang-kejang, wajah dan bibir membiru, serta keluar busa dari mulutnya. “Semoga dia meninggal bukan karena MBG,” tulis pengunggah tersebut.

Camat Cihampelas Agus Rudianto menjelaskan, korban bernama Bunga Rahmawati, siswi kelas XII SMKN 1 Cihampelas, sebelumnya sempat mengeluh sakit kepala pada Senin (29/9).

“Senin dia masih sekolah, tidak ada tanda-tanda sakit. Baru malamnya mengeluh sakit kepala,” ujar Agus, Rabu (1/10/2025).

Keluarga mengira Bunga hanya masuk angin dan memberinya obat biasa. Namun keesokan harinya, kondisi Bunga memburuk hingga akhirnya meninggal dunia sebelum sempat dirujuk ke rumah sakit.

Kepala Puskesmas Cihampelas Edah Jubaidah membenarkan bahwa korban merupakan penerima paket Makan Bergizi Gratis (MBG) pada hari insiden keracunan massal yang menimpa 163 siswa SMKN 1 Cihampelas pada Rabu (24/9/2025).

”Gejala yang dialami mirip keracunan, tapi jarak waktu antara konsumsi MBG dan munculnya gejala sekitar empat sampai lima hari. Jadi belum bisa disimpulkan penyebab kematiannya,” kata Edah.

Korban sempat dibawa ke RSUD Cililin dalam kondisi kritis sekitar pukul 13.30 WIB, Selasa (30/9/2025). Menurut dokter Dwi dari RSUD Cililin, saat tiba di IGD, Bunga sudah dalam keadaan death on arrival (meninggal saat tiba).

”Tidak ada tanda pernapasan dan denyut jantung, pupil midrasis total, dan hasil EKG menunjukkan asistol,” jelas Dwi, Kamis (1/10/2025).

Dwi menambahkan, berdasarkan keterangan keluarga, Bunga tidak memiliki penyakit berat, hanya riwayat gastritis (maag) ringan.

”Tidak ada catatan medis penyakit serius, juga tidak menggunakan obat-obatan tertentu,” ujarnya.

Namun, pihak RSUD Cililin mengaku kesulitan memastikan penyebab kematian karena keluarga menolak autopsi. “Tanpa pemeriksaan forensik, kami tidak bisa memastikan apakah ada kaitannya dengan keracunan MBG atau faktor lain,” tegas Dwi.

Hingga kini, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat masih melakukan penelusuran untuk memastikan apakah kematian Bunga Rahmawati berkaitan dengan kasus keracunan massal MBG atau tidak.

Kasus ini pun menjadi sorotan publik, mengingat korban sempat menunjukkan gejala serupa dengan ratusan siswa lainnya, namun baru meninggal beberapa hari setelah kejadian.
(Red)


Eksplorasi konten lain dari aswajanews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.