Pendidikan

Seminar Profesi “Lulusan Sarjana Bisa Apa?”: Menggali Potensi dan Peluang Karier di Era Modern Bersama Muhammad Nur Hayid

PEKALONGAN (Aswajanews.id) – Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Bahurekso Fakultas Ushuludin Adab Dan Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan mengikuti acara seminar Profesi yang diselenggarakan oleh DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) pada Jum’at (9/8/2024) yang bertempat di meeting room Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Gusdur Pekalongan.

PMII Rayon Bahurekso Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah UIN Gusdur Pekalongan mengikuti acara seminar Profesi

Seminar profesi “Lulusan Sarjana Bisa Apa?” ini diangkat dilatarbelakangi karena atas dasar fenomena yang marak terjadi pada kalangan mahasiswa setelah lulus kuliah hendak melangkah kemana, mengingat tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi.

Dalam sambutannya ketua pelaksana Khoirudin Gymnastiar menjelaskan bahwa tujuan dari seminar ini adalah untuk membuka wawasan baru bagi mahasiswa dan lulusan tentang peluang karir yang luas, sesuai dengan kompetensi mahasiswa. Dengan menghadirkan narasumber yang begitu hebat yaitu Komisioner BNSP periode 2023 – 2028 Muhammad Nur Hayid, M.M.

“Tips sederhana setelah lulus kuliah agar kita tidak insecure adalah supaya kita memiliki kemampuan dalam hal tulis menulis seperti menulis karya tulis ilmiah, belajar bahasa asing dan belajar dalam memanajemen waktu. Dan semua itu bisa kita dapatkan ketika kita terjun dalam dunia organisasi,” jelas Gus Hayid.

Seorang lulusan Sarjana Ilmu Al-Quran dan Hadis membuktikan bahwa keahlian dalam studi keislaman dapat membawa kesuksesan di banyak bidang, termasuk menjadi Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) periode 2023-2028. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu agama dapat memainkan peran penting dalam pengembangan profesionalisme dan membantu pembangunan sumber daya manusia di Indonesia.

“Kalian bisa menjadi apapun yang kalian impikan, percaya, diri dan harus punya mimpi. Kreat mimpi kalian, susun dalam agenda personal kemudian disiplin. Membangun karakter dan keterampilan harus dicicil dari sekarang. Orang-orang yang hebat sejatinya melalui proses yang panjang mulai menjadi staf hingga tercapai mimpinya. Paksa diri kalian dari sekarang, karena gen Z harus disiplin terhadap your dream. Kata Imam Syafi’i, kalau kamu tidak mau merasakan pahitnya belajar maka kamu akan merasakan pahitnya kebodohan. Sesungguhnya investasi paling besar adalah investasi knowledge,” imbuh Gus Hayid.

Kunci keberhasilan adalah taqwa, dimana kesuksesan hakiki tercapai ketika keseimbangan antara kehidupan duniawi dan akhirat dijaga dengan baik.

“Istiqomahkan sholat malam, meminta ridho orang tua, sholawat dan sedekah. Pegang kunci ini karena dengan ini Allah akan mempermudah segala urusan kita, baik di dunia maupun di akhirat,” pungkasnya.

Para peserta sangat antusias mengikuti seminar profesi, terutama saat sesi diskusi tanya jawab dengan pembicara, di mana setiap pertanyaan memberi mereka inspirasi untuk belajar lebih banyak.

Guz Hayid menambahkan, bahwa rezeki tidak akan tertukar yang penting adalah niat kita dan selalu ikhtiar secara maksimal. Sukses sejati tidak hanya diukur dari pencapaian materi, tetapi juga dari kemampuan menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat. *(Kontributor: Putri Amalia Rizky)