BREBES (Aswajanews.id) – “Selain sebagai tempat ibadah, masjid bisa menjaga pusat peradaban umat. Untuk menjadi pusat peradaban maka pergerakan pengurus masjid harus melakukan inovasi dan menggerakkan jamaah untuk berperan aktif. Salah satu pilar yg yang memperkuat peradaban adalah ta’lim. Oleh karena itu masjid tidak boleh kosong dari kegiatan ta’lim. PD DMI Kab Brebes memilki kegiatan yang menjadi icon masjid di Brebes “Ngaji Bareng bersama DMI.” Kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar membangun peradaban,” kata Akhmad Sururi saat mengawali pembekalan pada Rakercab DMI Kecamatan Banjarharjo di aula masjid besar Al Husna.
Menurut Sekertaris PD DMI Kab Brebes, sudah saat masjid di Brebes melakukan pergerakan untuk imarotul masjid secara masif. Makna imaroh itu sendiri tidak sebatas banyaknya jama’ah, namun lebih dari itu kita kegiatan yang memberikan pencerahan melalui kajian keagamaan menjadi sangat penting. Kita kembangkan fungsi masjid lebih luas dengan optimalisasi imaroh, idaroh dan ri’ayatul masjid. Keterlibatan semua pengurus dengan tupoksinya akan menjadi kekuatan untuk melakukan perubahan lebih baik.
“Kehadiran pengurus PC DMI Kecamatan menjadi pelayan masjid jami di desa desa. Oleh karena itu komitmen berkhidmat untuk menggerakkan masjid harus menjadi prioritas. Dalam menggerakkan masjid dibutuhkan kesabaran dan pemahaman yang cukup tentang kemasjidan. Sehingga kedepan masjid betul betul dapat makmur serta jama’ah dapat dimakmurkan oleh masjid,” tambah Sekretaris PD DMI Brebes.
Sururi mengungkapkan ada beberapa masjid yang masih memiliki pemahaman bahwa infaq shodaqoh masjid hanya boleh untuk pembangunan. Bahkan ada bendahara yang menyimpan duit infaq jama’ah Jumat sampai njamur dan tidak berlaku karena sangat hati hatinya. Puluhan tahun duit tersebut tidak disentuh ( dihitung) sehingga setelah dihitung ada yang sudah njamur dan tidak berlaku. Padahal sekarang kan ada bank untuk menyimpan duit lebih aman. “Kedepan perlu kita berikan pemahaman bahwa imarotul masjid tidak sebatas bangunan fisik yang bagus dan indah. Namun kegiatan yang positif untuk meningkatkan pemahaman keagamaan itu juga menjadi bagian makna imarotul masjid,” kata alumni Lirboyo.
Akhmad Sururi menegaskan bahwa kepengurusan DMI di manapun tingkatkannya dengan sistem kolektif kolegial. Hal ini sama dengan pengurus masjid atau DKM Masjid. Artinya pola yang kita kembangkan dengan keterlibatan semua personal pengurus, mereka merasa bertanggung jawab dan terpanggil sesuai dengan tupoksinya. “Jadi seorang ketua masjid tidak boleh merangkap bendahara dan sekretaris. Kedepan pengurus masjid harus profesional dan memahami management organisasi. Ini menjadi bagian dari langkah untuk menjadikan masjid sebagai pusat peradaban umat,” pungkas Akhmad Sururi.
Rakercab PC DMI Kecamatan Banjarharjo yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2024 dihadiri oleh jajaran pengurus PD DMI Kab Brebes. Ketua PD DMI Kab Brebes,Kyai Imam Dardiri hadir dan memberikan sambutan dihadapkan peserta Rakercab. Adapun paparan tentang perencanaan program kerja dengan sekian menu program yang inovatif disampaikan oleh H Bahrul Ulum selaku Wakil Ketua.
Beberapa pengurus lainnya yang hadir,H Muhlason selaku Bendahara,H Tobroni selaku Wakil Bendahara, Miftahudin dan Kustoro WHY sebagai anggota bidang PD DMI Kab Brebes.
Adapun jajaran PC DMI Kecamatan Banjarharjo yang hadir dalam kesempatan tersebut, Mustasyar, Ketua H Dudung Abd Fatah, beberapa pengurus harian dan seksi seksi yang tercantum dalam SK kepengurusan PC DMI Kecamatan Banjarharjo. *(Red)