BREBES (Aswajanews.id) – “Hari ini saya merasa bahagia karena bisa menghadiri kegiatan PAC Muslimat NU Wanasari. Sudah kurang lebih satu tahun sejak terakhir bertemu dengan Hj. Tuti Umayah selaku Ketua PAC Muslimat NU Wanasari di Semarang. Saat itu beliau berharap saya bisa hadir dalam pertemuan rutin Muslimat NU dan Fatayat NU Wanasari. Alhamdulillah hari ini saya berkesempatan hadir, setelah pagi tadi Ketua Tanfidziyah MWC NU Wanasari menelpon dan meminta saya mewakili beliau karena berhalangan hadir,” ujar Akhmad Sururi, Sekretaris MWC NU Wanasari, dalam sambutannya pada kegiatan Triwulan PAC Muslimat NU dan PAC Fatayat NU Wanasari, Ahad (12/10/2025), di Masjid Jami’ Sabilil Huda, Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.
Sururi mengungkapkan kebahagiaannya karena dapat mendengarkan langsung pemaparan tiga program unggulan Muslimat NU yang menjadi mandat Kongres Muslimat NU di Surabaya.
”Tiga program tersebut adalah Mustika Darling (Muslimat Cantik Sadar Lingkungan), Mustika Mesem (Muslimat Cantik Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem), dan Mustika Segar (Muslimat Cantik Sehat dan Bugar),” jelasnya.

Menurutnya, ketiga program itu sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Program Mustika Mesem misalnya, mengandung pesan yang terkandung dalam Surah Al-Ma’un agar umat Islam tidak membiarkan fakir miskin kelaparan. “Brebes merupakan salah satu kabupaten dengan angka kemiskinan ekstrem tertinggi. Kehadiran Muslimat NU melalui program Mesem bukan hanya wujud pengamalan ajaran agama, tapi juga menjadi bagian dari ikhtiar membantu pemerintah dalam mengatasi kemiskinan ekstrem, khususnya di Kecamatan Wanasari,” tutur Sururi.
Ia menambahkan, program Mustika Darling juga sangat relevan dengan pesan agama untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan. “Lingkungan yang bersih dan aman membuat kita lebih tenang dalam beribadah. Di Pemalang, ada satu pedukuhan bernama Darussalam yang sangat aman—bahkan motor dengan kunci masih menempel bisa dibiarkan berhari-hari tanpa hilang,” ungkapnya memberi contoh.
Sementara program Mustika Segar menurut Sururi mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran, terutama bagi anggota Muslimat NU. “Usia hanyalah angka. Dengan tubuh yang sehat, bugar, dan semangat, kita bisa lebih istiqamah dalam beribadah,” ujar pria kelahiran Desa Jagalempeni ini.
Sururi menegaskan bahwa ketiga program unggulan tersebut merupakan wujud sinergi Muslimat NU dengan pemerintah hingga tingkat desa. “Sinergitas antara Muslimat NU dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk menyukseskan amanat kongres Muslimat NU,” pungkasnya.
Kegiatan Triwulan PAC Muslimat NU bersama PAC Fatayat NU Wanasari tersebut dihadiri oleh seluruh anggota Muslimat dan Fatayat NU se-Kecamatan Wanasari. Turut hadir Nyai Nafisatul Khoiriyah, anggota DPRD Kabupaten Brebes dari Fraksi PKB; Hj. Aqidatul Munawaroh, aktivis perempuan Brebes; Sahabat Mamluatul Hikmah, Ketua PAC Fatayat NU Wanasari; serta Kepala Desa Pesantunan dan jajaran pengurus ranting NU setempat.

Sebelumnya, Ketua PAC Muslimat NU Wanasari, Hj. Tuti Umayah, dalam sambutannya memaparkan pelaksanaan tiga program unggulan Muslimat NU yang telah dijalankan di tingkat ranting se-Kecamatan Wanasari.
Bertindak sebagai pembicara utama dalam acara tersebut, Nyai Hj. Khurmah Munawaroh, mubalighoh kondang asal Brebes, menekankan pentingnya peran perempuan Muslimat dan Fatayat NU dalam pendidikan anak. “Sebagai perempuan NU, kita memiliki peran penting dalam membentuk generasi berakhlak dan berpendidikan,” pesannya di hadapan peserta.
(Red/Nas)
Eksplorasi konten lain dari aswajanews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.